Kiprah Prajurit dalam TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)
Pengecekan peserta upacara pembukaan TMMD ke-122 di Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, oleh Pjs Bupati Kediri Heru Wahono Santoso pada Rabu, 2 Oktober 2024.--TNI-AD
BACA JUGA:Presiden Jokowi: Prabowo Janji Percepat Proyek IKN dan Perlu Sinergi TNI-Polri
Sementara, untuk TMMD non-fisik, perwira menengah melati dua itu menjelaskan, prajurit TNI-AD bekerja sama dengan instansi terkait untuk melakukan edukasi. Mulai edukasi kesehatan, sampai pendidikan. Termasuk pemberian 100 sembako dari Kodim 0809/Kediri.
“Mereka memberikan edukasi terkait pemenuhan gizi anak agar tidak terkena stunting. Memakan makanan yang sehat dan bersih. Juga memeriksa kesehatan masyarakat di sana. Ada juga yang ngajar ngaji dan beberapa kegiatan lainnya,” ungkapnya.
Selesai kegiatan di desa tersebut, personel TNI yang diterjunkan tidak langsung pulang. Mereka tinggal di rumah warga setempat. Makan juga di sana. Uang saku yang diberikan satuan, diserahkan ke tuan rumah untuk mereka makan bersama keluarga pemilik rumah.
“Ini merupakan momen untuk membangun kedekatan antara TNI dengan masyarakat. Pemilik rumah tempat personel kami tinggal itu adalah orang tua angkat mereka. Prajurit yang kami turunkan untuk TMMD ada 150-an. Disebar di 10 rumah warga,” katanya lagi.
BACA JUGA:Jokowi dan Prabowo Tinjau Progres IKN Bersama Pejabat Tinggi TNI-Polri
BACA JUGA:Pesan Jokowi ke TNI dan Polri: Perbaiki Citra dengan Hal-hal Humanis
Asisten Teritorial (Aster) Kolonel Inf Heri Bambang Wahyudi menjelaskan, tujuan TMMD tersebut adalah membantu pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan di wilayahnya. Sehingga, pembangunan itu bisa cepat dirasakan oleh masyarakat.
“Tapi esensi utamanya adalah membangun kembali budaya gotong royong di masyarakat. Dulu, kita kenal di masyarakat budaya gotong royong. Biasanya dilakukan saban Minggu. Sekarang, kebiasaan itu sudah mulai pudar,” terangnya.
Sasaran fisik TMMD memang berfokus pada infrastruktur dan kebutuhan lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk kegiatan nonfisik, wujudnya adalah penyuluhan dan sosialisasi. Terutama soal wawasan kebangsaan.
Para tentara itu juga mengajarkan keterampilan masyarakat. Salah satunya pertanian. Kedua target itu dilakukan secara kolaborasi antara TNI, Polri, organisasi masyarakat yang ada di daerah tersebut serta lembaga lainnya.
BACA JUGA:Inilah (Bakal) Matra Baru di Tubuh TNI
BACA JUGA:Mayjen TNI Rudy Saladin Jabat Pangdam V/Brawijaya
Berdasar sejarah, TMMD bermula Ketika TNI dan Polri masih bergabung di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Saat itu dikenal namanya ABRI Masuk Desa (AMD).
“Di era 2000 nama itu berubah menjadi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). Itu setelah pemisahan TNI dan Polri. Tapi, karena sudah terbiasa dilakukan bersama, dalam pelaksanaan TMMD, TNI dan Polri tetap berkolaborasi,” bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: