Kepedulian Marcha Sharapova Rusli, Ajak Siswa Berkebutuhan Khusus Kreatif dengan Membatik

Kepedulian Marcha Sharapova Rusli, Ajak Siswa Berkebutuhan Khusus Kreatif dengan Membatik

Kepedulian Marcha Sharapova Rusli, Ajak Siswa Berkebutuhan Khusus Kreatif dengan Membatik. Marcha Sharapova Rusli dengan brand miliknya, Dear Earth, melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus dari SLB Insani Tunas Mandiri Sidoarjo. Marcha mengkreasikan busa-Dear Earth-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Tangan-tangan kecil anak-anak itu dengan terampil menempelkan berbagai jenis dedaunan di atas kain panjang. Dari gerak-geriknya, mereka terlihat begitu terbiasa. 

Membatik. Itu kegiatan yang sedang dilakukan. Keterampilan itu dikuasai oleh anak-anak SLB Insani Tunas Mandiri Sidoarjo. Ya, mereka anak-anak berkebutuhan khusus. Dari kelas 2 SD hingga 12 SMU.

Kegiatan itu diinisiasi oleh Marcha Sharapova Rusli. Dia gemar mendesain busana dan menamakan brand-nya: Dear Earth. Di sisi lain, Marcha menaruh kepedulian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. 

BACA JUGA:Keseruan Para Perempuan Membatik Bersama di KarnavALL Batik Indonesia di Mövenpick Hotel Surabaya City


Kepedulian Marcha Sharapova Rusli, Ajak Siswa Berkebutuhan Khusus Kreatif dengan Membatik. Marcha Sharapova Rusli (kanan) bersama dua siswa SLB Insani Tunas Mandiri Sidoarjo: Muhammad Risky dan Talitha Naila Az Zahra.-Dinar Mahkota Prameswari-HARIAN DISWAY

Dia pula yang mengajak para guru dan anak-anak SLB Insani Tunas Mandiri untuk membatik. Menciptakan pola motif di atas kain. Hingga kemudian diolah menjadi busana. "Saya merintis sejak 2023. Tapi proses mengajak anak-anak berkebutuhan khusus ini sudah berlangsung 5 bulan," katanya.

Kain batik yang dibuat anak-anak itu adalah kain primis. Bisa pula menggunakan katun. Panca Heru Prasetyo, guru pembina membatik Insani Tunas Mandiri menjelaskan, "Tahap pertama, menyiapkan kain. Kemudian anak-anak menempelkan daun-daun itu di atas kain," ungkapnya.

Lantas kain tersebut dicelupkan ke air tawas. Diangkat, dikeringkan, lalu ditunjung. Terdapat metode khusus untuk memunculkan warna dari daun-daun yang ditempelkan. Setelah itu kain digulung dan dikukus atau diuapi. 

BACA JUGA:Rayakan Hari Batik dengan Batik in Style, Hotel Wyndham Surabaya Geber Fashion Show Tiga Desainer

"Untuk proses pengukusannya dilakukan langsung oleh para guru. Sedangkan tahap pertama hingga sebelum dikukus, anak-anak yang melakukan. Mereka sudah terampil," ujar Tety Agustina, Kepala Sekolah SLB Insani Tunas Mandiri.

Setelah jadi, barulah Marcha yang mendesainnya menjadi karya busana. Pada 14 Oktober 2024, dia membawa karya-karyanya ke kafe Triple S, Jemursari, Surabaya. Mulai dari gaun, kemeja, kreasi, hingga selempang dan udeng Suroboyoan.

"Warna merah dalam udeng ini dihasilkan oleh daun jati," ujar Marcha, sembari menunjuk sisi kiri udeng yang dikenakan Muhammad Risky, siswa SLB Insani Tunas Mandiri.


Kepedulian Marcha Sharapova Rusli, Ajak Siswa Berkebutuhan Khusus Kreatif dengan Membatik. Marcha Sharapova Rusli (dua dari kiri) menjadikan anak-anak SLB Insani Tunas Mandiri sebagai model busana kreasinya.-Dear Earth-

BACA JUGA:Cara Warga Liponsos Keputih Rayakan Hari Batik Nasional: Bukti Bisa Dilatih dan Berkomunikasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: