Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Tangguhnya Linmas Perempuan dan Pesona Desa Durian

Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Tangguhnya Linmas Perempuan dan Pesona Desa Durian

Kerukunan pesilat dari beberapa perguruan tampak di Desa Duren, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk.-Moch Sahirol Layeli-

"Kalau sudah mendung kami ingatkan warga-warga dan kader destana di tiap dusun untuk waspada. Ketika ada laporan longsor, langsung kami bersama bhabinkamtibmas meluncur ke lokasi," tutur Babinsa Desa Sombo Sertu Hartono. 

Ketika kejadian longsor pun, warga serentak bergotong royong untuk membersihkan akses jalan. "Tidak ada alat berat, cuma pakai susruk (sekop)," kata Ika Winarti, Sekretaris Desa Sombo.


Aksi tiga pilar Desa Duren, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk bersama warga.-Moch Sahirol Layeli-

Desa kedua yang kami datangi adalah Desa Duren di Kecamatan Sawahan Kabupaten menawarkan pesona desa yang tidak kalah dari Sombo. 

Tanpa membuang waktu, tim juri menuruni lereng Gunung Lawu menuju lereng Gunung Wilis. 

Desa Duren menawarkan pemandangan alam indah dengan bukit-bukit berisi perkebunan jagung masyarakat dengan latar belakang Gunung Wilis. 

Kontur pegunungan ini jadi tantangan tersendiri bagi pengelolaan desa. Bayangkan, satu desa terdiri dari 9 dusun yang letaknya 2 hingga 3 kilometer dari pusat desa. "Yang terjauh ada dusun yang jaraknya 6 kilometer dari balai desa," jelas Kepala Desa Duren, Sutaji.

Dusun-dusun tersebut dipisahkan oleh jurang dan ceruk perbukitan. Salah satu masalah yang timbul adalah perkelahian kelompok pesilat antar kampung. "Pokoknya yang dusun sini tidak masuk ke dusun sana. Kalau bertemu, terjadi perkelahian," tutur Babinsa Duren Serda Ahmad Sudarmadi. 

Dusun Proliman, misalnya, mendapatkan julukan "Jalur Gaza" karena saking seringnya terjadi perkelahian.  Namun berkat kerja keras 3 pilar, pada tahun 2019, para pesilat sepakat untuk mengakhiri semua perseteruan dan membentuk Forum Komunikasi Bela Diri (FKBD). 

Sebagai bentuk persatuan tersebut, mereka sepakat untuk membuat semacam simbol. Yang dipilih bukan tugu atau patung melainkan membedah rumah seorang lansia bernama Mbah Musimin yang tinggal bersama istrinya Mbah Kadiyem.

"Bedah rumah ini sebagai tanda kalau mereka mau rukun. Kalau seandainya mereka mau bertengkar lagi, sudah ikrar rumah itu lebih baik dirobohkan saja," tutur Sutaji. 

Sebagai desa yang menyandang gelar Duren, Desa Duren memang memiliki potensi kebun duren yang besar.  Bahkan saat ini, Desa Duren tengah mengembangkan varietas Duren unggul yakni jenis Duren Kluwih. 

Duren Kluwih adalah varietas durian dengan buah yang kecil. Lebih kecil dari durian normal. Namun rasanya dikenal lebih manis dan gurih. 

Sebuah pohon Durian dengan usia 73 tahun tumbuh setinggi 13 meter di halaman rumah salah seorang anggota satlinmas Duren bernama Widiyono di Dusun Sugihan. "Pohon Durian ini dirawat oleh ayah saya sejak saya kecil. Sudah mulai berbuah. November sudah besar," jelas Widiyono. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: