Kencan Pertama: Perkosa
ILUSTRASI Kencan pertama: perkosa. Santriwati bernama Siti dibunuh, lalu diperkosa, di Kendal, Jawa Tengah. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Beberapa waktu lalu Siti pernah bertanya ke Rohmatun, berapa lama jarak tempuh naik kendaraan umum antara Kendal ke Magelang? Pertanyaan itu tidak sempat dijawab Rohmatun karena dia tidak tahu waktu tempuh dan dianggap tidak penting.
Sekarang, setelah polisi mengungkap bahwa tersangka berasal dari Magelang, Rohmatun jadi bertanya-tanya, apakah pertanyaan tersebut, dulu, terkait tersangka? Pertanyaan itu tak bisa dijawab karena Siti sudah meninggal.
Dari kronologi itu, disimpulkan bahwa pada kencan pertama Siti mau diajak Naufal pergi naik motor pada pukul 21.00. Itu waktu yang sudah larut untuk memulai keliling kota.
Dari perspektif pelaku, ia mengajak korban berhubungan seks pada kencan pertama yang santriwati di sebuah ponpes. Pelaku juga menyiapkan pisau mungkin sebagai antisipasi seandainya korban menolak diajak berhubungan seks bakal dipaksa dengan kekerasan bersenjata.
Kalau dari perspektif pelaku, tidak penting diulas. Tidak ada hikmahnya. Pelaku sudah berniat jahat sejak awal. Sejak sebelum menemui korban. Tapi, dari sudut pandang korban, menandakan ada perubahan pandangan cewek gen Z tentang kencan.
Cewek pada generasi terdahulu memandang kencan pertama dan jalan keliling kota dimulai pada jam segitu adalah sangat berbahaya. Sedangkan korban menganggap, itu hal biasa. Meski, korban bukan cewek sembarangan.
Dikutip dari buku berjudul The Rules: Time-tested Secrets for Capturing the Heart of Mr. Right (1995), karya duo penulis Amerika Serikat (AS), Ellen Fein dan Sherrie Schneider, menggambarkan karakter cewek di negara Barat pada generasi dulu.
Buku itu menyarankan aturan-aturan yang perlu diikuti wanita untuk menarik dan menikahi pria impian. Aturan-aturan tersebut, antara lain, seorang wanita harus ”mudah diajak bergaul, tetapi sulit didapatkan”.
Filosofi yang mendasari The Rules adalah wanita tidak boleh mengejar pria secara agresif. Sebaliknya, dia harus mendorong pria untuk mengejar mereka. Seorang wanita yang mengikuti The Rules disebut Rules Girl di AS zaman itu.
Namun, ternyata gaung buku yang terbit pada satu generasi yang lalu itu masih diulas media massa Barat sampai sekarang. Dikutip dari majalah Vogue, 3 November 2023, berjudul Did I Make A Mistake Having Sex on the First Date?, diungkapkan, bagi perempuan, berhubungan seks pada kencan pertama tidak masalah. Di negara Barat sana.
Penulis Vogue, Eva Wiseman, di situ menulis: Saya mencari aturan-aturan dari buku The Rules itu hari ini karena tertarik. Itu termasuk, ”bersikaplah mudah untuk diajak hidup bersama” dan ”tidak lebih dari ciuman santai pada kencan pertama” dan ”jangan terburu-buru dalam seks”. Pria adalah pemburu, kata The Rules, dan wanita adalah mangsanya.
Pada 2013, sekuel The Rules diterbitkan, menganjurkan para wanita untuk tidak segera menanggapi pesan teks atau menjawab permintaan pertemanan di Facebook terlalu cepat. Versi 2023 pasti akan membahas cara menonton Instagram Stories secara diam-diam.
Dari The Rules, para perempuan diberi tahu bahwa seks pada kencan pertama tidak hanya memalukan, tetapi juga merusak diri sendiri. Dengan menuruti dorongan itu, Anda telah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan cinta yang sesungguhnya.
Di kasus Kendal, orang akan berpikir, apakah modernitas membuat kencan pertama memulai jalan-jalan keliling kota pada jam segitu apakah tidak berbahaya? Gak bahaya ta?
Remaja gen Z mengira, etika itu berubah sesuai zaman. Dulu kuno, kini modern. Mereka tidak merenungkan bahwa etika itu dibikin orang, hasil suatu analisis mendalam. Tentang kebaikan manusia itu sendiri. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: