Pengembangan SDM ASN Melalui Inovasi

Pengembangan SDM ASN Melalui Inovasi

ILUSTRASI pengembangan SDM ASN melalui inovasi..-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Menpan RB Pastikan ASN Batal Pindah ke IKN September 2024 Sesuai Arahan Presiden Jokowi

ASN dilatih untuk menemukan solusi inovatif yang dapat meningkatkan kinerja instansi dan pelayanan publik secara keseluruhan.

Proyek perubahan memberikan kesempatan kepada ASN untuk menerapkan ilmu dan keterampilan yang mereka peroleh selama pelatihan ke dalam praktik nyata. 

Proses itu memungkinkan mereka untuk memperbaiki pelayanan publik dan memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap peningkatan efisiensi di instansi tempat mereka bekerja.

Di balik manfaat yang ditawarkan, proyek perubahan juga menghadapi tantangan serius yang tidak bisa diabaikan. Pengembangan aplikasi atau inovasi baru memerlukan sumber daya yang tidak sedikit, baik dari segi waktu maupun tenaga. 

BACA JUGA:Cegah Praktik Judi Online di Kalangan ASN, Pemkot Surabaya Bakal Terbitkan Surat Edaran

BACA JUGA:Menag Gandeng ASN: Suarakan Larangan Judi Online

ASN harus menyeimbangkan antara mengelola inovasi yang mereka kembangkan dengan menjalankan tugas-tugas harian. 

Aplikasi yang dikembangkan sering kali tidak terintegrasi dengan sistem yang sudah ada. Akibatnya, ASN harus memasukkan data yang sama ke berbagai sistem. Hal tersebut jelas menambah beban administrasi dan mengurangi efisiensi kerja.

Lebih jauh lagi, banyak aplikasi yang dikembangkan tanpa didasarkan pada analisis kebutuhan yang mendalam. ASN acap kali terjebak dalam euforia digital tanpa benar-benar memahami permasalahan nyata yang dihadapi di lapangan. 

Akibatnya, aplikasi yang dihasilkan tidak relevan dengan kebutuhan riil dan hanya menambah kompleksitas birokrasi.

Orientasi proyek yang keliru juga menjadi salah satu penyebab masalah. Beberapa peserta lebih fokus menyelesaikan proyek untuk memenuhi tuntutan pelatihan daripada menciptakan dampak nyata dari inovasi yang dihasilkan. 

Hal tersebut diperparah dengan kurangnya integrasi antaraplikasi. Pasalnya, banyak instansi yang mengembangkan aplikasi baru tanpa mempertimbangkan kompatibilitas dengan sistem lain. Akibatnya, data menjadi terfragmentasi dan proses kerja tidak efisien. 

Duplikasi aplikasi dengan fungsi yang tumpang tindih tidak hanya memboroskan anggaran, tetapi juga menambah beban kerja ASN yang harus mengelola berbagai aplikasi yang tidak terhubung satu sama lain.

Proyek perubahan perlu fokus yang lebih luas dalam pengembangan SDM yang komprehensif. Proyek perubahan tidak seharusnya hanya fokus pada penciptaan inovasi berbasis teknologi, tetapi juga pada pengembangan kompetensi ASN secara menyeluruh, termasuk kemampuan digital, manajerial, dan kepemimpinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: