Mengembalikan Naluri Berbahasa Indonesia

Mengembalikan Naluri Berbahasa Indonesia

ILUSTRASI mengembalikan naluri berbahasa Indonesia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Doa untuk Palestina dari Habib Umar bin Hafidz Lengkap dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

BACA JUGA:Nakal Banget! Inilah Lirik Lagu 3D Milik Jungkook BTS dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia

Generasi yang lahir di era digital ini cenderung lebih nyaman menggunakan bahasa asing, baik di media sosial maupun lingkungan pergaulan mereka.

Seiring waktu, gejala itu dapat berdampak serius pada nilai patriotisme generasi mendatang. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, melainkan simbol kebangsaan dan cermin jati diri. 

Jika generasi muda tidak lagi bangga menggunakan bahasa Indonesia, rasa kebangsaan dan nasionalisme pun ikut terancam terkikis.

MENJAGA MARWAH BAHASA INDONESIA

Untuk mengatasi fenomena tersebut, upaya yang terkoordinasi dari berbagai pihak diperlukan untuk merawat kembali kebanggaan terhadap bahasa nasional. 

Langkah pertama yang sangat penting adalah teladan dari pemimpin negara. Presiden Soeharto, meski banyak mendapat kritik dalam berbagai aspek, patut diapresiasi dalam hal penggunaan bahasa Indonesia di berbagai forum resmi. 

Dalam pertemuan bilateral atau pidato di PBB, ia selalu konsisten menggunakan bahasa Indonesia. Teladan seperti itulah yang seharusnya diteruskan para pemimpin bangsa saat ini, terutama dalam upaya membangkitkan kembali kecintaan berbahasa Indonesia. 

Kepemimpinan yang memberikan contoh konkret itu sangat krusial dalam menjaga marwah bahasa Indonesia.

Kedua adalah penguatan penggunaan bahasa Indonesia dalam ranah formal. Ranah formal, seperti pemerintahan dan kenegaraan, seharusnya menjadi benteng terakhir dalam menjaga kemurnian bahasa Indonesia. 

Setiap dokumen resmi, peraturan, hingga komunikasi publik harus konsisten menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan undang-undang yang telah ada. 

Penggunaan bahasa asing memang tak dapat dihindari di era global. Namun, dalam konteks nasional, bahasa Indonesia harus tetap menjadi yang utama. 

Peraturan yang tegas terkait hal itu perlu diterapkan agar bahasa Indonesia tidak makin terpinggirkan.

Ketiga, upaya menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia harus dimulai sejak dini, yaitu dari lingkungan pendidikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: