Astroturfing Digital, Musuh Paling Baru Gerakan Mahasiswa

Astroturfing Digital, Musuh Paling Baru Gerakan Mahasiswa

Presiden BEM FISIP Unair 2024 Tuffahati Ullayyah-Mohamad Nur Khotib/Harian Disway -

BACA JUGA:Alumni Unair Kritik Pembekuan BEM FISIP: Keputusan Emosional

Menurut Kovic et.al. (2020) dalam publikasi ilmiahnya yang berjudul Digital Astroturfing in Politics : Definition, Typology, and Countermeasures menyebut bahwa astroturfing adalah kegiatan manipulasi yang diciptakan untuk menggalang dukungan palsu dari akar rumput yang bertujuan untuk memengaruhi opini publik. 

Para pendengung tidak tertarik dengan pembahasan substantif dalam menyikapi sebuah fenomena, akan tetapi mereka justru membuat wacana baru sesuai dengan yang diinginkan. Dalam konteks ini, lebih dikenal dengan sebutan buzzer

Astroturfing di media sosial kini seolah menjadi momok baru dalam dunia aktivisme. Akun media sosial BEM FISIP, media sosial pribadi saya, serta jajaran fungsionaris lainnya “dirujak” habis oleh para buzzer buntut dari karangan bunga satire yang kami pasang. 

Belakangan, saya mengetahui kalau serangan siber sudah merambah ke rekan-rekan pengurus BEM di luar kampus Unair, bahkan ke media sosial BEM FISIP di luar Unair, yang dalam kasus ini tak ikut-ikut menggagas karangan bunga satire tersebut. 

Serangan para buzzer tersebut sudah selayaknya peluru bebas, sebab frekuensi komentar yang masuk sangat berdekatan, bahkan kurang dari 5 detik dan bergulir terus menerus. Pun, komentar yang dilontarkan hampir semua cacat logika dan tak jelas substansinya. 

BACA JUGA:BEM FISIP Unair Kena Serangan Siber, Tuffa Cs Makin Kokoh!

Komando narasi yang dibawakan oleh para pendengung sangat masif, terkoordinasi, dan bisa dipetakan motifnya. Ambil contoh, serangan yang masuk ke akun pribadi saya, narasinya cenderung mengolok-olok fisik, mendoakan sesuatu yang buruk, mengancam atas tindakan kekerasan seksual, dan komentar lainnya yang menyalahi etiket. 

Beruntungnya, serangan buzzer itu diimbangi dengan banyaknya dukungan moral dari teman-teman dan masyarakat yang membuat saya tidak goyah. Saya kira, fenomena masifnya astroturfing digital dari para pendengung ini berpotensi menjadi ancaman bagi gerakan mahasiswa di masa mendatang. 

Upaya penggembosan gerakan bisa saja datang dari media sosial yang ditujukan untuk pembunuhan karakter pada aktor-aktor penggeraknya. Sebab, serangan psikologis sangat bisa mempengaruhi keputusan seseorang. 

Ironisnya, hari ini peristiwa ini sudah terjadi. Kekuatan para aktor penggerak seakan-akan hendak dilucuti oleh para pendengung dengan cara-cara yang tidak etis.

BACA JUGA:Makin Solid! BEM FISIP UWKS Bela BEM FISIP Unair Soal Karangan Bunga untuk Prabowo-Gibran

Besar potensi para pendengung dimanfaatkan sebagai senjata pemberangus gerakan, yang bahkan sebelum sempat dimulai dengan cara-cara penundukan a la rezim untuk mengkooptasinya diam-diam. 

Tragedi kritisisme BEM FISIP Unair seolah menjadi ‘tes ombak’ apakah pemerintahan negara kedepan akan berjalan dengan demokratis atau justru menuju era otoritarianisme baru dengan pemberangusan yang dimulai sejak media sosial. 

Aktivisme mahasiswa dalam menegakkan konstitusi dan penekan laju kekuasan kini dihimpit oleh dua struktur kuasa, yakni penundukan secara struktural hirarkis dan tangan-tangan tak terlihat yang berupaya mengkooptasi para buzzer sebagai senjata. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: