Pasca Debat Cagub Jatim, KH Imron Fauzi: Pemimpin Jangan Hanya Mengejar Piala

Pasca Debat Cagub Jatim, KH Imron Fauzi: Pemimpin Jangan Hanya Mengejar Piala

Pasca Debat Cagub Jatim, KH Imron Fauzi: Pemimpin Janganlah Hanya Mengejar Piala.-PDIP Jatim-

HARIAN DISWAY - Dalam debat calon Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa hampir setiap dua hari sekali, Jawa Timur menerima penghargaan di bawah kepemimpinannya, dengan total 732 penghargaan selama menjabat. Namun, prestasi ini memicu reaksi dari pesaingnya dan tokoh masyarakat.

Komentar pedas datang dari KH Imron Fauzi, yang merupakan Wakil Ketua Pemenangan Risma-Hans di Jawa Timur.

"Pemimpin Janganlah Piala yang Menjadi Target, Tetapi Realita Rakya," kata KH Imron Fauzi.

Menurutnya, pemimpin tidak seharusnya berfokus pada piala atau penghargaan sebagai target utama.

Ia mengingatkan bahwa penghargaan hanyalah formalitas, sedangkan realita yang dihadapi rakyat adalah hal yang lebih penting.

“Pemimpin janganlah piala yang menjadi target. Berapa banyak dana hibah, dana Jaring Aspirasi Masyarakat (Jasmas), yang dikorupsi dan tidak sampai ke masyarakat?” ujar KH Imron Fauzi dengan nada tegas.

BACA JUGA:Risma Soroti Tiadanya 'Cawe-cawe' Pemprov ke Wong Cilik di Debat Kedua Pilgub Jatim

BACA JUGA:Debat Kedua Pilgub Jatim: Risma dan Gus Hans Usung Birokrasi 'Resik' untuk Jawa Timur

Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran tentang penyalahgunaan dana publik yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, namun malah dinikmati segelintir elit politik.

KH Imron Fauzi menegaskan bahwa jika penghargaan terus menjadi prioritas tanpa adanya perubahan nyata di lapangan, maka yang terjadi hanyalah ketimpangan yang terus mengakar di masyarakat.

 

"Penghargaan itu tidak akan mengurangi kemiskinan atau memberantas korupsi. Apa gunanya penghargaan jika rakyat tetap hidup dalam keterbatasan dan keputusasaan?" ujarnya.

Luluk, salah satu calon gubernur, langsung juga respons tajam terhadap pernyataan Khofifah.

"Apalah arti dari sekian banyak penghargaan jika korupsi masih merajalela, pembangunan tidak merata, dan kemiskinan tetap tinggi di berbagai sudut Jawa Timur?" ujar Luluk dengan lantang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: