Pekerja Migran Indonesia: Pahlawan atau Penghasil Devisa?

Pekerja Migran Indonesia: Pahlawan atau Penghasil Devisa?

Polresta Bandara Soeta Gagalkan Keberangkatan Calon Pekerja Migran ke Kamboja-Disway/Candra Pratama-

Pertumbuhan bulan Juli 2024 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 28,28%. Berikutnya adalah Jawa Barat dan Jawa Tengah, diikuti Lampung dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan untuk negara tujuan penempatan terbanyak/top, ada lima negara. 

Hongkong merupakan negara tujuan penempatan terbanyak, diikuti Taiwan, Malaysia, Jepang, dan Singapura. Berdasarkan jenis kelamin, PMI masih didominasi perempuan yang bekerja pada sektor informal. 

Bank Indonesia merilis bahwa pada 2023 sumbangan devisa yang masuk ke Indonesia atau remitansi kiriman para PMI dari luar negeri adalah sebesar Rp 227 triliun, naik 42,2% dari tahun 2019 ke 2023. 

Pada kuartal 2 tahun 2024 ini dana devisa dari remitansi PMI sebesar Rp 62 triliun, naik 10,5% pada kuartal yang sama pada tahun 2023.

Bank Jatim, bank daerah yang turut andil belakangan dalam pengelolaan jasa remitansi, berfokus pada Provinsi Jawa Timur dengan PMI terbanyak, berperan signifikan dalam mengelola remitansi. 

Potensi remitansi pekerja migran Jawa Timur sebesar Rp 90,8 triliun, 40% dari total remitansi Indonesia pada tahun 2023 (BI 2023; BP2MI 2023). 

Hal itulah yang mendorong Bank Jatim turut serta berkiprah untuk menghimpun dana remitansi, khususnya masyarakat Jawa Timur, dengan melakukan kerja sama dengan counterpart di Malaysia dan Hongkong. 

Bank itu juga berencana  memperluas layanan remitansi ke Taiwan, Korea, dan Jepang guna memperkuat kontribusi dalam meningkatkan devisa dan ekonomi daerah asal PMI (Antara, 2024; Kontan, 2024).

Nah, jika kita mau merenung dengan baik, manakah sebutan yang lebih tepat bagi pekerja migran Indonesia. Apakah mereka layak disebut sebagai PAHLAWAN DEVISA atau PENGHASIL DEVISA. Sebab, diksi itu memberikan makna yang berbeda. 

Sebab, penyebutan pahlawan secara diksi memberikan arti yang lebih pasif karena sesungguhnya seseorang yang mendapat gelar pahlawan melakukan sesuatu atas inisiatifnya sendiri dengan kemampuan sendiri secara konsisten atau bersama kelompoknya yang relatif lebih sedikit mendapat dukungan dari pihak lain. 

Sebutan pahlawan pun biasanya diberikan kepada seseorang yang telah berjasa atas apa yang telah didedikasikan kepada bangsa dan negara. Soal hasil bisa relatif karena keterbatasannya. 

Yang lebih penting soal penyebutan pekerja migran Indonesia adalah sebutan penghasil devisa memberikan makna afirmatif yang positif karena melibatkan berbagai pihak yang mendukung untuk mendapatkan hasil yang optimal, yakni berupa devisa bagi negara. 

Adapun yang terlibat, antara lain, pekerja migran Indonesia, pengelola PMI, dinas ketenagakerjaan, dan perbankan yang diharapkan sinergisitas dari stakeholder tersebut dapat berjalan dengan optimal. 

Jika hal itu bisa kita jalankan dengan baik dan bersinergi dan berkolaborasi dengan baik, bukan hal yang mustahil capaian para PMI tidak hanya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya, tetapi juga dapat meningkatkan level kesejahteraan serta peningkatan perekonomian daerahnya. (*)


*) Edi Masrianto adalah mahasiswa doktoral Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga, Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: