Kisah Ajaib Korban Kecelakaan di Tol Cipularang Km 92
ILUSTRASI Kisah Ajaib Korban Kecelakaan di Tol Cipularang Km 92.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Lilik: ”Sopir, selain dalam penanganan tim medis Rumah Sakit Abdul Radjak, tetap dalam pengawasan dan penjagaan petugas kepolisian Polres Purwakarta. Sebab, ia akan kami periksa.”
Menurut pengakuan sopir Rouf kepada polisi dalam pemeriksaan sementara, rem truk itu mendadak blong. Rem tidak berfungsi. Padahal, setelah menikung, truk langsung menurun tajam, dan kondisi jalan licin akibat hujan. Akibatnya, sopir panik dan tidak menguasai kemudi.
Berdasar hasil olah TKP polisi, kondisi bagian depan truk kontainer itu cuma rusak ringan. Penyok di bagian bumper depan.
Posisi persneling truk –ini penting– berada di gigi empat. Artinya, sopir tidak memindahkan persneling ke gigi rendah yang semestinya bisa menghasilkan engine brake.
Engine brake atau rem mesin adalah teknik untuk memperlambat laju kendaraan dengan memanfaatkan putaran mesin: Memindahkan dari gigi tinggi ke gigi rendah. Teknik itu biasanya digunakan pada truk besar dan bus jika sopir menghadapi situasi darurat di depan.
Tujuannya, memperlambat laju kendaraan, kemudian diimbangi dengan rem. Dengan begitu, kendaraan melambat, akhirnya berhenti. Tapi, soal itu akan diperdalam polisi.
Kecelakaan tersebut menambah panjang daftar truk menabrak kendaraan lebih kecil. Berkali-kali terjadi dalam waktu belakangan ini. Masyarakat menganggap truk jadi momok jalanan. Padahal, di semua jalan tol pasti ada truk lewat.
Anggota Komisi V DPR RI Danang Wicaksana Sulistya kepada wartawan, Selasa, 12 November 2024, mengatakan, menanggapi kecelakaan di tol Cipularang Km 92, ia mengusulkan dibikin regulasi yang mengatur waktu kerja, waktu istirahat, serta waktu libur bagi pengemudi truk.
Menurutnya, tanpa pengaturan jelas, pengemudi truk akan terus dipaksa bekerja di luar batas wajar, yang berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan.
Juga, soal fasilitas tempat istirahat di jalan tol yang kurang mendukung pengemudi truk. Menurutnya, perlunya jaminan keamanan di rest area bagi pengemudi truk. Sebab, banyak pengemudi yang khawatir barang bawaannya dicuri saat mereka beristirahat.
”Itu penting agar pengemudi bisa beristirahat dengan baik di rest area jalan tol sehingga mereka tidak mudah lelah saat kembali melanjutkan perjalanan,” ujarnya.
Namun, pada kecelakaan di Cipularang itu korban tewas cuma seorang. Termasuk kecil jika dibandingkan dengan dahsyatnya kecelakaan yang melibatkan 17 kendaraan tertabrak. Atau, bagi umumnya masyarakat, kecelakaan itu masih disyukuri. Untung, korban tewas cuma satu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: