Prihatin Bandara Sepi, Senator Lia Istifhama Singgung Pentingnya Deep Analysis Preferensi Konsumen

Prihatin Bandara Sepi, Senator Lia Istifhama Singgung Pentingnya Deep Analysis Preferensi Konsumen

Dijelaskan Lia Istifhama, alasan utama sepinya bandara itu sangat mudah ditebak. Yaitu minimnya peminat untuk memanfaatkan jasa penerbangan pada beberapa bandara yang gencar dibangun beberapa tahun terakhir. --Lia Istifhama

Menurut, perempuan yang sebelumnya dikenal sebagai aktivis itu, menjabarkan masalah preferensi konsumen dengan rute penerbangan. Ia mempejari bahwa ada bandara yang membuka penerbangan di pagi hari.
Lia Istifhama, anggota DPD RI yang dikenal dengan tagline peran CANTIK sebagai akronim cerdas, inovatif, kreatif. --Lia Istifhama

BACA JUGA: Banjir di Bandara Soekarno Hatta Sudah Surut, tapi Jalur Bawah Tol Soedyatmo Masih Tergenang

Yakni sekitar pukul 6 atau 7 pagi untuk rute Jakarta. Nah, masalahnya, apakah di wilayah itu banyak pebisnis atau pekerja yang harus berangkat Subuh dari rumahnya menuju bandara yang harus melalui perbukitan. Inilah kritisi Lia.

"Sedangkan saya kira, masyarakat lokal yang membutuhkan penerbangan itu, tidak terikat waktu yang kaku, yaitu bahwa mereka bisa saja berangkat lebih siang sehingga butuh kondisi yang lebih fleksibel,” terangnya.

Maka dari itu, kenapa tidak mencontoh penyedia jasa bus sleeper. Mereka membuka rute keberangkatan sesuai preferensi masyarakat yang tepat sasaran, yaitu jam sibuk, antara siang atau sore.

BACA JUGA: Waspadai Wabah Marburg dari Tanzania, Bandara Perlu Siapkan Fasilitas Isolasi

"Buktinya, mereka laris manis dan lancar beroperasional. Karena secara logika, orang yang sangat butuh berangkat pagi, umumnya di kota besar atau ibukota provinsi,” bebernya. Maka, penting adanya variasi rute tujuan domestik.

Tentu saja yang sesuai analisa kebutuhan masyarakat sekitar bandara. “Kadang saya berpikir, bahwa ada bandara tertentu memiliki rute ke tujuan ini dan ini saja, yang mana secara logika sangat jarang kebutuhan masyarakat ke kota tujuan," katanya.

"Maka mengapa tidak disesuaikan tujuan yang umum dibutuhkan calon penumpang saja? Untuk kota-kota lainnya, sifatnya bisa variasi seminggu satu atau dua kali. Dan harus dibedakan rute penerbangan saat weekend dan weekday,” sambungnya.

BACA JUGA: Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek, Lonjakan Penumpang di Bandara Juanda Diprediksi Meningkat

“Critical poinnya adalah pentingnya preferensi konsumen sebelum mengeluarkan banyak anggaran. Semoga ini menjadi hal yang bisa dicermati secara bijak, terutama pihak swasta yang terlibat dalam pendirian bandara-bandara baru tersebut,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: