Fenomena 'Pelajar Kosong' di TikTok, Sabrang MDP: Ruang Publik Tak Dilindungi, Bisa Terjadi Kemunduran Generasi
Pegiat Artificial Intelligence Sabrang Mowo Damar Panuluh.-caknun.com-
Sudah begitu lama ruang publik beralih ke dunia digital. Terutama sejak era media sosial. Orang begitu bebas menyebarkan informasi hingga berekspresi. Tetapi, keterbukaan seperti itu rupanya menimbulkan ekses yang luput diantisipasi, termasuk dalam dunia pendidikan.
—------
Anda sudah tahu, di media sosial, terutama TikTok, beberapa kali sempat viral konten "pelajar kosong". Yakni terkait siswa yang gagal menyelesaikan soal hitung-hitungan sederhana alias aritmatika dasar.
Salah satunya, konten yang dibagikan oleh seorang guru pemilik akun @julaehaju pada 31 Oktober 2024.
Dalam tayangan video itu, tampak tangan seorang guru menggenggam tumpukan kertas kecil yang berisi soal aritmatika dasar. Di depannya sudah berbaris para siswa SMA berseragam pramuka.
Guru membacakan soal yang tertera dalam kertas, kemudian siswa secara bergiliran menjawabnya. “Sepuluh dibagi lima,” kata guru tersebut. Lalu, siswa di barisan paling depan menjawab,”Lima,”.
BACA JUGA:Apakah Anda Percaya? Rerata IQ Indonesia 78,49
Tentu saja jawaban itu salah. Seisi ruang kelas pun tertawa. Tak cuma itu, ada siswa lain yang gagal menjawab. “Lima belas dibagi lima?”, tanya si guru. Sementara siswa yang dapat giliran pun tampak gugup dan ragu, lantas ia menjawab,”Lima,”.
Konten video yang dibagikan oleh seorang guru pemilik akun @julaehaju pada 31 Oktober 2024.-TIkTok-
Seorang kawan yang sudah delapan tahun menjalani profesi guru SMA terkaget saat menonton konten tersebut.
Ia seolah tak percaya, bahkan mengira video tersebut dibuat hanya untuk memanen sensasi di media sosial belaka.
Ia pun mencoba membuktikannya di sekolah tempatnya mengajar. Yakni saat hari pertama tahun ajaran baru pada Oktober lalu. Ia lantas menunjuk beberapa siswa secara acak dan memintanya maju ke papan tulis.
BACA JUGA:Hari Guru Nasional 25 November: Sejarah, Tema dan Cara Memperingatinya
Siswa pertama diberi soal perkalian 16x19 dan gagal menjawab. Siswa kedua pun sama. “Bener-bener nggak nyangka. Jadi mereka itu kesulitan menghitung di papan tulis,” terang lelaki 30 tahun yang enggan disebutkan identitasnya itu kepada Harian Disway, Sabtu, 23 November 2024.
Tak cuma itu. Guru di salah satu SMA negeri di Kabupaten Malang tersebut juga mengetes dengan soal-soal pengetahuan umum.
Misalnya, meminta para siswa menyebutkan tiga negara dari Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: