Awas, Buaya Galak…!

Awas, Buaya Galak…!

KEMESRAAN Philippe Gillet dengan Alli, salah satu buaya yang dipeliharanya di Cueron, Prancis. Gillet memelihara sekitar 400 hewan di rumahnya.-LOIC VENACE-AFP-

DI rumah-rumah lain, tulisannya barangkali: Awas anjing galak…!

Tapi, bagi Philippe Gillet, warga Cueron, bagian barat Prancis, tulisannya bisa berbeda. Barangkali, pria 72 tahun itu akan menulis: Awas buaya galak…! Atau: Awas kobra beracun…!

Tulisan apa pun memang bisa menggambarkan betapa rumah Gillet adalah tempat yang ’’berbahaya’’. Setidaknya, mengerikan bagi orang-orang yang tidak akrab dengan hewan-hewan ’’eksotis.’’

Betapa tidak, kalau tetangganya punya anjing atau kucing, Gillet akan nonton televisi ditemani seekor buaya sepanjang dua meter. Namanya, Gator.


EMPAT KADAL POGONA, binatang khas Australia, merayap di tubuh Phillippe Gillet, 15 November 2024.-LOIC VENACE-AFP-

Rumahnya juga ditinggali ular Gabon berbisa, kobra yang menyemburkan bisa, ular piton, kura-kura yang gigitannya bisa mematahkan jari, tarantula, dan kalajengking besar. Totalnya ada 400 ekor.

Ketika ada orang tak dikenal masuk, Gator akan menggeram dari bawah meja. “Tenang saja,” kata Gillet. Dengan perintah itu, Gator kembali tidur di dekat Alli, buaya lainnya yang sedang tertidur.

BACA JUGA:Buaya di Dekat Kampus UINSA 2 Bikin Heboh Warga, BPBD: Habitat Aslinya di Sini

BACA JUGA: Polres Tulungagung Serahkan Buaya Warga ke Balai Besar KSDA Jatim

“Ketika ada badai, ia datang ke tempat tidur saya,” kata Gillet. “Orang-orang pikir saya gila,” ucap Gillet.

Video unik kehidupan Gillet itulah yang menjadikannya bintang media sosial. Video tersebut juga mempromosikan Yayasan Inf’Faune miliknya. Yayasan itu bertujuan mengedukasi orang-orang tentang kehidupan hewan-hewan.

Gillet pernah di Afrika selama 20 tahun. Ia bekerja sebagai pemandu perburuan. Gillet juga sering menangkap buaya dan menjauhkan hewan itu dari desa.

Kembali ke Prancis, ia menjadi seorang herpetolog—ahli reptil dan amfibi. Kini, untuk menghidupi hewan-hewannya, Gillet memproduksi video di media sosial. Tidak sekadar cari duit, tetapi juga untuk menyebarkan pesan tentang konservasi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: