Ibu dan Anak Dibunuh Cucu di Lebak Bulus
ILUSTRASI ibu dan anak dibunuh cucu. Seorang anak inisial MAS di Lebak Bulus, Jakarta, membunuh ayah dan neneknya. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Remaja Pembunuh Pacarnya ini Ngumpet di Keramaian
Arifa: ”Tadi kami bertemu dengan Ananda A. Ya… saya pasti sedih ya…. Karena ananda sebenarnya anak baik. Ia anak baik.”
Ditanya lebih lanjut, Arifa segera mengatakan:
”Kita tunggu saja, nanti mudah-mudahan yang mendampingi bisa menguatkan ananda A. Pastinya, ia sekarang dalam kondisi yang belum bisa ditanya lebih jauh.”
Polisi maupun Arifa tampaknya belum bisa bicara banyak dengan MAS. Tapi, Arifa sudah menyimpulkan bahwa MAS anak baik. Berarti, Arifa sudah bicara sedikit dengan MAS serta menilai dari gestur anak itu. Sehingga disimpulkan begitu. Padahal, tindakan MAS tergolong kejam.
BACA JUGA:Bullying ala Dokter Spesialis di Kasus Bunuh Diri dr Aulia Risma Lestari
BACA JUGA:Telisik Suami Bunuh Istri
Peristiwa terjadi di dalam rumah tersebut, Sabtu, 30 November 2024, sekitar pukul 01.00 WIB.
Sejak Jumat sore, 29 November 2024, Jakarta diguyur hujan lebat. Langit Jakarta gelap sebelum waktunya. Udara lebih sejuk daripada biasanya, jelang akhir pekan itu. Kian malam tambah sejuk.
Namun, MAS mengaku tak bisa tidur malam itu. Padahal, udara di luar sejuk, di dalam kamar MAS di lantai dua ber-AC.
Tiba-tiba MAS keluar kamar. Sekitar pukul 01.00. Ia jalan, menuruni tangga. Menuju dapur di lantai satu. Mengambil pisau dapur 30 sentimeter bergagang kayu. Ia genggam erat pisau, lalu ia naik kembali ke pantai dua. Masuk ke kamar ortu.
BACA JUGA:Investigasi di Pembunuhan Bos Perabot
BACA JUGA:Kunci Inggris di Pembunuhan Vina
Di kamar tersebut, Argadipa, 40, dan istri Mitha, 40, ortu MAS, sedang terlelap. Kamar tidak dikunci. Ketika MAS masuk kamar itu dengan senyap, segalanya belum berubah. Itulah detik-detik menentukan. Argadipa dan Mitha tetap tidur, MAS tetap menggenggam pisau. Sepi.
Tahu-tahu, meledak pekik kesakitan. Menyobek dini hari. Ketika Argadipa dihajar tikaman bertubi-tubi. Darah menyembur ke berbagai arah. Sebab, Argadipa sempat bangkit dari tidurnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: