Pementasan Pelaminan Kosong di GNI Surabaya, Lewat Teater Suarakan Perempuan
Dyah Ayu Setyorini, aktor tunggal dalam pementasan Pelaminan Kosong. Diadaptasi dari karya Yukio Mishima, Sotoba Komachi.-Ecstatica-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pertunjukan teater monolog Pelaminan Kosong yang dibawakan oleh Dyah Ayu Setyorini, atau yang akrab disapa Ading, di Gedung GNI Surabaya, 1 Desember 2024, menggugah pemahaman tentang nilai perempuan dan kompleksitas relasi dalam kehidupan modern.
Mengacu pada naskah kanon karya Yukio Mishima, Sotoba Komachi, pertunjukan itu mengangkat ide-ide besar yang terkandung dalam karya aslinya dengan pendekatan yang relevan di era kosmopolit masa kini.
Pelaminan Kosong tidak hanya menyajikan cerita, tetapi juga memberikan ruang untuk menyirkulasikan gagasan mendalam tentang perempuan dan berbagai tantangan yang dihadapinya.
BACA JUGA:Pertunjukan Teater Yannick Stasiak di SMKN 12 Surabaya, Sajikan Simbol Kelahiran-Kematian
Pelaminan kosong sajikan ruang untuk menyirkulasikan gagasan mendalam tentang perempuan dan berbagai tantangan yang dihadapinya.-Ecstatica-
Ading, sebagai aktor tunggal dalam pementasan itu, menunjukkan kemampuan akting yang apik. Dengan metode eksplorasi keaktoran yang dikembangkan oleh Platform Ecstatica melalui kanal kerja Reaktor, dia menghadirkan pergantian empat karakter Komachi yang merepresentasikan berbagai nilai dan posisi perempuan dalam masyarakat.
Penonton diajak untuk menyelami narasi yang kuat dan menggugah. Derap langkah era kosmopolit yang menjadi latar cerita memungkinkan penonton untuk merenungkan relevansi persoalan perempuan hari ini.
Melalui permainan peran yang intens, Ading menghadirkan berbagai perspektif interpretasi atas gagasan dasar dari Sotoba Komachi, termasuk tentang "kutukan" yang sering kali melekat pada perempuan dalam masyarakat.
BACA JUGA:Martcapada, Imajinasi Teatrikal Teater Kusuma dalam Dies Natalies Untag ke-35
"Dari segi keaktoran, saya berusaha menjembatani nilai-nilai klasik dari karya Yukio Mishima dengan isu-isu kontemporer. Hal itu tidak hanya menjadi hiburan. Tetapi juga sebuah dialektika yang mengundang penonton untuk merenungkan peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan," ungkapnya.
Pertunjukan itu menjadi bagian dari rangkaian besar pergerakan bertajuk Perempuan Bersuara, sebuah inisiatif yang mendorong partisipasi perempuan dalam berbagai ruang ekspresi.
Gedung GNI dipilih sebagai tempat pementasan karena atmosfernya yang mampu mendukung interaksi intim antara pertunjukan dan penonton.
Pelaminan Kosong menyuarakan isu-isu perempuan secara mendalam dan relevan.-Ecstatica-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: