Ramadan Kareem 2025 (8): Sepekan Keindahan

Sahur dalam bulan Ramadan menjadi momentum pertemuan seluruh jiwa keluarga, dan para pemusik patrol itu menjadi sang penjaga sahur. --iStockphoto
HARIAN DISWAY - Suara musik patrol itu terus menggema. Anak-anak kisaran sekolah dasar sampai menengah atas memainkannya. Musik bertalu ketika jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari.
Mereka mengusik dengan musik sehingga tampak berisik tetapi asyik. Tetabuhan itu membangunkan kami sekeluarga dari arah kampung sebelah. Mereka berkerumun untuk menyajikan kreasinya guna mementaskan “nyanyian Ramadan” dalam malam menjelang Subuh.
Membangunkan orang-orang agar segera beranjak mengambil air guna cuci muka atau berwudu, menjalankan salat malam. Selebihnya adalah agar warga kampung terbangun untuk menyiapkan hidangan makan sahur. Makan yang sangat disunahkan.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (10): Ramadan dan Daun Sang Mahacinta
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA sebagaimana disebutkan oleh Imam Bukhari bahwa Rasulullah SAW mengungkapkan: "Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan."
Bahkan dari Abu Sa'id Al Khudri, terungkapkan bahwa Rasulullah SAW pernah bertutur sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad: Allah SWT dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur.
Ternyatakan bahwa: "Bersahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang sahur (makan sahur)".
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (9): Menghindari Talbis Iblis
Sahur menjadi momentum pertemuan seluruh jiwa keluarga, dan para pemusik patrol itu menjadi sang penjaga sahur. Mereka membangunkan kita yang terlelap untuk terbangun dalam konstalasi memetik sunah bersahur dalam kewajiban beribadah puasa.
Musik itu terhenti dimainkan dengan beraneka ragam alat, termasuk galon air dan botol-botol plastik air dalam kemasan. Juga ada alat musik gong atau demung, saron dan lain sebagainya.
Semuanya dikemas serampangan tetapi menimbulkan bebunyian yang tetap renya, nan menghentak dengan hentakan yang terkadang sangat datar. Umat terbangun dari tidurnya dan menjalankan babakan permulaan dalam sepanjang hari berpuasa.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (7): Revolusi Ramadan
Ini adalah saat yang sangat mengesankan sejak saya kecil di desa dulu sampai kini. Sewaktu di desa, saya sendiri senantiasa ikut membunyikan musik patrol dari kakak-kakak senior. Terpanggil untuk memberikan energi sebagai pembangun sahur dalam membersamai khalayak ramai beribadah puasa.
Usai memasuki pukul 03.30 dalam menggapai waktu subuh, musik patrol itu berhenti dan disambut dengan suara-suara bersahutan. Suara-suara yang melantunkan syair-syair dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat kemuliaan dari Alquran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: