Menguak Epistemologi Judi Online (Judol)
ILUSTRASI menguak epistemologi judi online (judol).-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
MENANG TANPA BERTARUH
Menyelesaikan masalah judi di Indonesia membutuhkan langkah-langkah yang lebih dalam daripada sekadar larangan hukum. Edukasi adalah kunci. Generasi muda harus diberi pemahaman bahwa kekayaan sejati tidak datang dari keberuntungan instan, tetapi dari kerja keras yang berlandaskan nilai dan integritas.
Kurikulum sekolah dapat menjadi wadah untuk mengajarkan literasi keuangan, bahaya judi, dan pentingnya etika digital di era modern.
Begitu pun pemberdayaan masyarakat, juga bisa solusi nyata. Judi sering menjadi pilihan mereka yang tidak memiliki alternatif. Program pelatihan kerja, kewirausahaan, dan pemberdayaan komunitas dapat membuka pintu ekonomi yang lebih baik. Ketika masyarakat memiliki akses kepada peluang nyata, ”jalan pintas” menuju kekayaan melalui taruhan menjadi tidak lagi menarik.
Pendekatan spiritualitas juga tidak bisa diabaikan. Judi adalah bentuk pelarian dari realitas, sering kali dipilih mereka yang kehilangan makna hidup.
Dengan memperkuat nilai-nilai spiritual, individu dapat diarahkan untuk menemukan kebahagiaan di luar materialisme dan kekayaan semu. Seperti yang sering dikatakan motivator, keberuntungan adalah alat yang digunakan orang malas untuk membenarkan kegagalan mereka.
Dalam kenyataannya, keberuntungan sejati ada pada kerja keras dan upaya yang tulus. Akhirnya, dadu bisa kita lempar, tapi hasilnya selalu milik Tuhan. Maka, berhentilah bertaruh pada ilusi. Mari bertaruh pada kerja keras, moralitas, dan nilai-nilai yang membangun. Sebab, hanya dengan itulah manusia benar-benar menang. (*)
*) Adi Tri Pramono adalah pengajar filsafat di FEB, Universitas Mulawarman, dan mahasiswa program doktor PIIH UGM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: