Rasanya Jadi Wartawan Persebaya dan Olahraga di Harian Disway
Foto penulis ketika mengikuti konferensi pers Persebaya Surabaya--
Sesuatu yang sulit didapatkan di organisasi atau kepanitiaan acara kampus.
Foto penulis bersama teman-teman peserta magang Harian Disway ketika menjadi panitia APJW II 2024--
Magang di Harian Disway juga sangat fleksibel. Terkadang, saya juga meminta kesempatan untuk menulis topik diluar sepak bola dan olahraga agar menambah pengalaman. Untungnya tidak masalah.
Saya pernah menulis berita tentang peringatan Tragedi Kanjuruhan, serta liputan kolaborasi UMKM Sidoarjo dengan Hotel Aston yang dihadiri oleh Bupati Sidoarjo Subandi.
Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya yang Warga Sidoarjo, bisa mewawancarai pak bupati meskipun hanya dalam waktu singkat.
Saya juga sering liputan di konferensi pers dan latihan Persebaya Surabaya.
Biasanya untuk wawancara Coacl Paul Munster, ada penerjemah. Karena saya mahasiswa sastra Inggris, maka wawancara bisa dilakukan lebih mudah.
Ngobrol dengan Paul Munster dan juga kapten Persebaya Bruno Moreira adalah salah satu pengalaman berkesan dalam hidup saya.
Seperti kesempatan yang sulit diulang.
Saya merasa senang karena ilmu yang saya pelajari di bangku kuliah bisa saya aplikasikan langsung saat liputan.
“Bahasa Inggris sampean apik mas,” puji salah seorang official Liga 1 Indonesia yang membuat saya sempat "meleleh".
BACA JUGA:Persebaya Kehilangan Dua Pilar Saat Jamu Borneo FC, Paul Munster Sudah Siapkan Pengganti!
BACA JUGA:Persebaya Siap Kalahkan Borneo FC di GBT, Paul Munster Kantongi Kelemahan Pesut Etam!
Tak terasa, pengalaman magang ini memberi saya banyak pelajaran berharga. Meski para mentor tegas dalam membimbing, saya merasa kemampuan menulis saya berkembang signifikan.
Belajar dari yang lebih berpengalaman adalah kunci untuk membawa diri ke level berikutnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: