Rasanya Jadi Wartawan Persebaya dan Olahraga di Harian Disway
Foto penulis ketika mengikuti konferensi pers Persebaya Surabaya--
Foto penulis bersama Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster--
Kata mentor, tulisan yang baik bisa membuat pembacanya tenggelam dalam cerita. Setiap elemen, seperti judul, paragraf pertama (lead), dan kalimat penutup harus pas.
Tidak hanya itu, ilmu SEO (Search Engine Optimization) juga penting agar tulisan kita dapat terbaca oleh banyak orang. Karena rasanya akan sia-sia jika tulisan kita bagus, tetapi tidak ada yang membaca.
Proses penulisan kami pun harus diteliti berkali-kali. Ini adalah bentuk kepedulian terhadap karya yang kami buat.
Menulis harus dilakukan dengan passion, bukan sekadar rutinitas atau kewajiban.
Perlahan, saya mulai menyadari bahwa kritik yang diberikan sangat penting. Obat pahit yang manjur.
BACA JUGA:Persebaya vs Borneo 2-1: Dwigol Francisco Rivera Tumbangkan 10 Pemain Pesut Etam
BACA JUGA:Susunan Pemain Persebaya vs Borneo FC, Riswan-Kasim Gantikan Catur dan Ardi!
Tanpa itu, saya mungkin akan mudah terjatuh dalam rutinitas yang asal-asalan. Dari kritikan tersebut, saya belajar banyak, dan kesalahan-kesalahan yang sama mulai terminimalisir.
Jujur, jika membaca tulisan saya di awal magang, saya hanya bisa tersenyum. Ajur, banget.
Tidak salah jika tulisan saya dirombak habis-habisan. Perkembangan kami cukup pesat selama lima bulan terakhir.
Bimbingan dari mentor saya, Mas Salman Muhiddin, sangat membantu. Beliau sangat akrab dengan kami, para magangers.
Sebagai redaktur dan editor, Mas Salman membimbing kami dengan sabar.
Tidak hanya memberikan kritik, tapi juga membuat suasana kerja menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
Beliau sering membedah tulisan teman-teman magang agar kami tahu di mana kesalahannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: