Kaleidoskop Perkembangan Teknologi Komunikasi Indonesia 2024: Yang Penting Manusia, Bukan Mesinnya
ILUSTRASI Kaleidoskop Perkembangan Teknologi Komunikasi Indonesia 2024: Yang Penting Manusia, Bukan Mesinnya. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Laporan E-Economy SEA 2024 oleh Google dan partner, pemanfaatan AI oleh konsumen Indonesia didominasi tiga sektor. Ketiganya adalah marketing, gaming, dan edukasi. Dengan terbitnya Meta AI yang diluncurkan di media sosial, proyeksi pasar AI di Indonesia mungkin akan meningkat pula.
Aspek AI yang paling besar dimanfaatkan pengguna AI Indonesia adalah AI generatif. Sebagian besar teknologi itu digunakan untuk pembuatan konten atau penyuntingan foto.
Work Trend Index 2024 oleh Microsoft Indonesia mengungkap, sebanyak 92 persen pekerja kantoran Indonesia telah aktif menggunakan AI generatif.
Sayang, kehebatan Indonesia hanya terbatas pada sektor konsumsi. Di bidang infrastruktur AI, Indonesia harus pasrah berada di peringkat ketiga. Jauh dikalahkan Thailand dan Malaysia. Padahal, E-Economy SEA 2024 menyatakan, kapasitas data center Indonesia berjumlah 202 MW. Ukuran itu berada di urutan kedua terbesar setelah Singapura.
Dengan penggunaan yang tinggi, tidak heran, banyak pengembang AI generatif yang mulai bermunculan di Indonesia. Fokus utama yang diangkat adalah meningkatkan penerapan AI dengan bahasa dan kebudayaan Indonesia. Sudah ada setidaknya tiga kolaborasi pengembangan AI generatif dan terapan.
Pertama, kolaborasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Buatan (Korika) dengan AI Singapore.
Kedua, proyek Komodo-7B oleh Yellow AI.
Terakhir, ada Proyek Garuda besutan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Tech Mahindra.
BERKEMBANGNYA REALITAS IMERSIF, KONSUMSI VR DAN AR
Sejak perkembangannya pada 2019, penggunaan realitas imersif di Indonesia berkembang secara pesat. Pada 2024, penetrasi pasar augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) di Indonesia sudah mencapai 47,05 persen.
Itu diproyeksikan terus bertambah hingga 2029. Pemanfaatan VR dan AR pun makin masif di Industri Indonesia. Misalnya, peluncuran film ”Nabi Isa” dengan teknologi VR lima dimensi yang beberapa minggu lalu memasuki pasar Indonesia.
Selain industri film, teknologi itu merangsek ke bentuk game dan hiburan. Salah satunya konser VR pertama di Indonesia yang bekerja sama dengan Cinepolis.
AR juga mengalami perkembangan yang signifikan dengan dihadirkannya media sosial. Di Instagram, pengguna dapat mencoba berbagai filter interaktif di fitur cerita (Instagram Story).
AR juga dimanfaatkan untuk memudahkan pengalaman pelanggan dalam proses pra-pembelian. Seperti yang dimanfaatkan oleh Equinox beberapa bulan lalu. Konsumen bisa melihat produk tiga dimensi dan kustomisasi produk dengan AR.
AGENDA KE DEPAN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: