Ketua Banggar RI Said Abdullah Beber 6 Tantangan dan Peluang Ekonomi di Tahun Ular Kayu 2025

Ketua Banggar RI Said Abdullah Beber 6 Tantangan dan Peluang Ekonomi di Tahun Ular Kayu 2025

Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah.-PDIP-PDIP

“Tujuannya agar hitungan kita realistis, namun memberikan capaian yang optimistik,” terang politikus asal Madura itu.

Said membeber 6 tantangan ekonomi yang akan dihadapi di masa depan.

Perang Tarif

Besar kemungkinan dunia akan dihadapkan perang tarif. Tiongkok dihadapkan perang ekonomi secara multifront, perang tarif dengan AS dan Uni Eropa. 

Uni Eropa bahkan telah memberlakukan bea masuk 43 persen mobil listrik dari Tiongkok. 

AS akan memberlakukan tarif masuk ke Meksiko dan Kanada atas barang ekspor untuk meredam imigran, dan peredaran narkotika. 

BACA JUGA:Catatan Said Abdullah: Usulan Prioritas Kebijakan Fiskal 2025

Selain itu, AS juga akan mengenakan tarif ekspor dari negara negara yang melakukan dedolarisasi, seperti Tiongkok dan negara negara BRICS.

“Jika perang tarif ini semakin menajam di tahun ini, maka Indonesia akan terkena spillover effect, bisa negatif namun juga positif,” paparnya.

Negatifnya, ketidakpastian bisnis global makin tinggi, biaya ekspor bisa berpotensi semakin tinggi. 

Namun, bila Indonesia bisa menggantikan produk produk impor yang dibutuhkan kedua negara, maka peluang ekspor Indonesia akan besar. 

BACA JUGA:Catatan Said Abdullah: Dulu Saya Usulkan Revisi UU MD3 Soal Kewenangan Keuangan DPR, Just It!

Dengan demikian, pemerintah dan eksportir harus membaca situasi ini sebagai peluang emas kedepan.

Perekonomian Tiongkok Menurun

Perekonomian Tiongkok yang menjadi mitra dagang terbesar Indonesia mengalami penurunan. 

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok 2025 dikisaran 4,5 persen. Angka tersebut lebih rendah dari prediksi pertumbuhan Tiongkok pada 2024 sebesar 4,8 persen. 

“Jika perekonomian Tiongkok makin melambat karena produk ekspor globalnya terpukul, maka dampaknya juga akan terasa terhadap produk ekspor Indonesia ke Tiongkok,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: