Ketua Banggar RI Said Abdullah Beber 6 Tantangan dan Peluang Ekonomi di Tahun Ular Kayu 2025
Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah.-PDIP-PDIP
BACA JUGA:Prabowo Berhasil Amankan Komitmen 18 Miliar Dolar dari Hasil Kunker ke Berbagai Negara
“Pemerintah bisa mengkombinasikan program makan siang bergizi gratis untuk siswa guna meningkatkan gizi anak, sekaligus menggerakan ekonomi UMKM,” ungkap Said.
Ia mengusulkan agar melibatkan para pelaku UMKM dalam rantai pasok makan bergizi gratis.
Langkah itu akan berdampak multiplayer ekonomi, sebab sektor UMKM akan menyerap produk produk petani dan peternak. “Apalagi sektor UMKM menopang tenaga kerja terbesar di Indonesia,” jelasnya.
Kontribusi Nonmigas Menyusut
Menurut data BPS, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB pada 2014 sebesar 21,28%. Lalu menyusut 18,67% atau Rp3.900 triliun dari total PDB atas harga berlaku mencapai Rp20.892 triliun pada 2023.
“Banyak pihak menilai kita mengalami deindustrialisasi. Meskipun angka statistik menunjukkan penurunan, namun peluang industri manufaktur kita bangkit sangat besar sekali,” terang Said.
Sebab, jika industri manufaktur tumbuh, Said yakin kelas menengah juga akan tumbuh sejalan dengan program industrialisasi.
BACA JUGA:Output Industri Tiongkok Naik Jadi Tanda Positif untuk Ekonomi
Dengan demikian, kelas menengah bisa menjadi tenaga kerja yang adaptif untuk menopang kebutuhan industri.
Menjawab tantangan di atas, peluang yang bisa ditempuh oleh pemerintah hanya dengan perluasan program hilirisasi, yang saat ini masih di sektor nikel.
“Perluasan hilirisasi bisa merambah ke bahan tambang selain nikel, perkebunan, pertanian, dan kehutanan, terutama yang menjadi kebutuhan rantai pasok global,” katanya.
Angka ICOR Tertahan
Said mengatakan, selama sepuluh tahun pemerintahan Presiden ke-7 RI Jokowi telah membangun infrastruktur di seluruh pelosok negeri.
Bahkan, DPR mendukung disahkannya Undang Undang Cipta Kerja untuk menyelesaikan hambatan ekonomi.
Seharusnya, imbuh Said, dukungan infrastruktur dan UU Ciptaker menopang turunnya angka Incremental Output Ratio (ICOR).
BACA JUGA:Senja Kala Kelas Menengah, Alarm Kontraksi Ekonomi Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: