Tiongkok Kian Rajai Mobil Listrik, Eropa Melambat setelah Jerman Menarik Diri
JAJARAN MOBIL BYD siap diekspor pada awal tahun 2024. Mobil-mobil itu dibawa melalui Pelabuhan Yantai, Provinsi Shandong, menuju ke berbagai negara.-AGENCE FRANCE-PRESSE-
HARIAN DISWAY - Tiongkok makin mantap memimpin transisi global untuk beralih ke mobil listrik (electronic vehicle/EV). Penjualan mereka diproyeksi melampaui mobil berbahan bakar fosil pada 2025. Dengan begitu, Tiongkok akan jauh mengungguli negara-negara lain.
Hal itu dilaporkan oleh Financial Times, media yang berbasis di Inggris. Mereka mengutip penilaian dari empat bank dan lembaga riset.
Laporan tersebut memprediksi bahwa penjualan EV di Tiongkok akan tumbuh 20 persen dibanding tahun lalu. Artinya, pada 2025, Tiongkok diperkirakan berhasil menjual lebih dari 12 juta unit mobil listrik. Sementara itu, penjualan mobil berbahan bakar fosil justru turun menjadi di bawah 11 juta unit.
Laporan itu menggarisbawahi fakta bahwa penjualan mobil listrik sudah melampaui ekspektasi. Baik di tingkat domestik Tiongkok atau di ranah global.
BACA JUGA:Tesla Drop, Kalah Bersaing dengan Mobil Listrik Tiongkok
BACA JUGA:Kisah Steven Widjaksono, Hasilkan Rp 36 Juta per Bulan dari Charging Station Mobil Listrik
Pesatnya penjualan kendaraan berenergi baru di Tiongkok ditunjang dengan teknologi baterai yang juga mumpuni. ’’Tiongkok memiliki rantai industri yang sangat maju. Produsen mobil berani menerapkan teknologi canggih. Mereka juga terus mengeksplorasi inovasi dalam hal kecerdasan peranti otomotif,’’ kata Chen Shihua, wakil sekretaris jenderal Asosiasi Produsen Mobil Tiongkok (CAAM).
Chen mengatakan, transisi dari mobil berbahan bakar fosil ke kendaraan berenergi baru di negara lain relatif lebih lambat. Perusahaan Jepang mengambil pendekatan konservatif. Negeri Sakura itu lebih memilih kendaraan hibrida atau mobil berbahan bakar hidrogen. Mereka tidak maksimal dalam pengembangan kendaraan listrik murni.
Kemajuan riset mobil listrik di Eropa juga melambat. Terlebih, Jerman sudah mencabut subsidi pengembangan mobil listrik pada 2023. Menurut Chen, manufaktur rantai industri mobil listrik di Eropa tidak berhasil memenuhi permintaan pasar. Akibatnya, produsen lokal justru terdorong untuk berkolaborasi dengan dengan produsen Tiongkok.
PIKAT PUBLIK EROPA, mobil BYD Yangwang U9 dikelilingi pengunjung Essen Motor Show di Essen, Jerman, 4 Desember 2024.-INA FASSBENDER-AFP-
Cui Dongshu, sekretaris jenderal Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok, mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan mobil listrik di Tiongkok melampaui rata-rata global. Tiongkok memegang pangsa pasar yang signifikan dalam pasar kendaraan penumpang energi baru di dunia.
Pada 2021, Tiongkok mempertahankan pangsa pasar global sebesar 52 persen. Tahun berikutnya, pangsa pasarnya membesar lebih dari 63 persen pada 2022. Pada 2023, pangsa pasar mobil listrik Tiongkok sudah mencapai 64 persen secara global. Angka itu terus stabil hingga mencapai 69,6 persen pada Januari-November 2024.
BACA JUGA:Kendaraan Dinas Mulai Hijrah ke Mobil Listrik, Pemkot Surabaya Pilih Skema Sewa Biar Lebih Hemat
BACA JUGA:Hemat Rp 9,3 Miliar, Pemkot Surabaya Pilih Sewa 42 Mobil Listrik untuk Kendaraan Dinas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: