Rumah Mode Gabrielle Chanel Gelar Pertunjukan Koleksi di Danau Barat, Hangzhou, Tiongkok
Para model tampil dalam panggung peragaan busana, memamerkan koleksi Metiers d'art Chanel 2024/25.-China Daily-chinadaily.com.cn
"Ketika kami syuting di Danau Barat, suasana di sana membawa kami kembali ke masa lalu. Dengan orang-orang yang tampak seperti leluhur mereka, mengarungi perahu di antara bunga teratai dan pepohonan willow," ujar Swinton.
Warisan Mode dan Kerajinan Tangan
Sejak 2002, koleksi tahunan Chanel Metiers d'art merayakan keahlian tangan yang luar biasa dalam dunia mode dan warisan kerajinan.
BACA JUGA:Manolo Blahnik Resmikan Butik Pertama di Shanghai, Rilis Koleksi Eksklusif Pasar Tiongkok
Tahun ini, koleksi itu menjadi dialog antara Chanel Creation Studio, atelier pakaian siap pakai, dan Maisons d'art di le19M — sebuah fasilitas yang mengumpulkan lebih dari 700 pengrajin spesialis di bidang bordir, perhiasan, topi, dan pembuatan sepatu.
Musim panas lalu, para pengrajin dari le19M mengunjungi Hangzhou untuk mendapat inspirasi dan bekerja dengan pengrajin lokal.
Salah satunya adalah Christelle Kocher, direktur artistik Lemarie, yang telah merangkai camellia emblematis Chanel secara manual sejak 1960-an. "Hangzhou memberikan perpaduan antara tradisi dan modernitas," kata Kocher.
Busana kreasi koleksi Metiers d'art.-China Daily-chinadaily.com.cn
Ia menambahkan bahwa inspirasi koleksi itu dimulai dari layar pernis coromandel. “Karya seni ini dengan motif burung, bunga, dan alam sangat memikat. Kami mengeksplorasi teknik dan material yang mencerminkan identitas budaya Hangzhou serta warisan Chanel," ujar Kocher.
Desainer asal Tiongkok Max Luo Zijun juga turut ambil bagian dalam koleksi itu. Ia menyebut bahwa menggabungkan budaya asalnya dengan estetika Chanel adalah pengalaman yang menyenangkan. "Inspirasi dari budaya sendiri membuat proses kreatif menjadi lebih mudah dan bermakna," ujar Luo.
Hangzhou: Tempat Persimpangan Tradisi dan Inovasi
Pemilihan Hangzhou sebagai lokasi acara tidak hanya karena layar coromandel Danau Barat, tetapi juga karena kota itu dikenal sebagai penghasil sutra berkualitas tinggi. Dalam 80 tahun terakhir, hampir semua bahan mentah untuk kain sutra Chanel berasal dari Tiongkok.
Bruno Pavlovsky, Presiden Chanel Fashion, menekankan pentingnya Hangzhou dalam strategi merek tersebut. “Hangzhou adalah perpaduan tradisi dan modernitas, dengan kehadiran perusahaan seperti Alibaba dan Tmall. Serta tradisi lokal seperti sutra dan pernis,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: http://www.chinadaily.com.cn/