Tantangan Indonesia setelah Gabung BRICS
ILUSTRASI Tantangan Indonesia setelah Gabung BRICS.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Prabowo Antar RI Gabung BRICS, Siap Tantang Dolar AS?
BACA JUGA:Ini Keuntungan Ekonomi dan Geopolitik Bagi Indonesia setelah Gabung BRICS
TANTANGAN DAN PELUANG
Masuknya Indonesia ke BRICS tentu akan membawa banyak peluang dalam hal pertukaran ilmu pengetahuan, teknologi, dan sumber daya manusia. Negara-negara BRICS dikenal memiliki kemajuan pesat dalam berbagai bidang, terutama teknologi, industri, dan pendidikan tinggi.
Bagi Indonesia, keanggotaan itu bisa menjadi pintu masuk untuk mempercepat transfer pengetahuan dan meningkatkan kualitas SDM.
Namun, dari sisi pengembangan SDM, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi.
BACA JUGA:Indonesia Resmi Jadi Anggota BRICS, Apa Keuntungannya?
BACA JUGA:Putin Sebut Mata Uang BRICS Masih dalam Tahap Gagasan
Pertama, Indonesia harus memastikan bahwa angkatan kerjanya memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri global yang makin maju dan terotomatisasi.
Kesenjangan keterampilan (skill gap) antara tenaga kerja Indonesia dan negara-negara BRICS yang lebih maju, seperti Tiongkok atau India, masih cukup besar. Oleh sebab itu, Indonesia perlu lebih fokus pada pendidikan vokasi, pelatihan keterampilan teknis, serta memperkuat riset dan inovasi.
Kedua, tantangan besar dalam pengembangan SDM adalah bagaimana mengatasi kesenjangan antarwilayah di Indonesia. Sebagai negara dengan kepulauan yang luas, ketimpangan akses pendidikan dan pelatihan berkualitas antara Jawa dan luar Jawa, serta antara perkotaan dan perdesaan, masih menjadi isu yang perlu perhatian serius.
Bendera Negara-negara BRICS.-ist-
Tanpa pengembangan SDM yang merata, Indonesia akan kesulitan untuk bersaing di level global meski memiliki akses ke pasar yang lebih luas dan teknologi canggih.
Ketiga, Indonesia juga perlu memperkuat kapasitas para pemimpin dan pengambil kebijakan untuk memanfaatkan peluang dari keanggotaan di BRICS.
Itu meliputi kemampuan diplomasi internasional, pemahaman tentang ekonomi global, serta keterampilan manajerial yang lebih baik dalam mengelola hubungan antarnegara dan proyek-proyek internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: