Ada 253 Orang Terpasung di Jatim, Terbanyak di Sampang
Ilustrasi ODGJ yang Dipasung-Internet-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jawa Timur punya banyak orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) yang dipasung. Berdasarkan data Dinas Sosial (Dinsos) Jatim, total ada 253 ODGJ dalam kondisi dipasung yang tersebar Bumi Mojopahit.
Kepala Dinas Sosial Jatim Restu Novi Widiani mengatakan, angka itu sebenarnya mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Bahkan, dalam 10 tahun terakhir, penurunannya lebih dari 1.700 kasus.
"Pada 2014 lalu angkanya mencapai 2.000, dan di awal tahun 2025 ini tersisa 253," katanya saat ditemui di Surabaya, Jumat 24 Januari 2025.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Dinsos Jatim Muchammad Arif Ardiansyah membeberkan, tidak semua daerah di Jatim yang memiliki ODGJ yang dipasung. Hanya saja, dari catatan mereka, paling banyak terjadi di Sampang.
BACA JUGA:ODGJ Perkosa ODGJ
BACA JUGA: Perpenca Beri Apresiasi Polres Jember Sentuh Hati Disabilitas dan ODGJ
“Di Sampang ada 27 orang. Ada juga di daerah lain. Misalnya saja di Kabupaten Madiun ada 24 orang, Kabupaten Probolinggo 19 orang, Pamekasan 18 orang, Bangkalan 16 orang, Lumajang dan Sumenep masing-masing 15 orang. Itu daerah terbanyaknya," bebernya.
Arif mengatakan pada tahun 2025 ini, Dinsos Jatim menargetkan pembebasan 30 ODGJ yang masih dipasung. Di antaranya di wilayah Kabupaten Blitar dan Nganjuk.
"Tahun ini kami menargetkan 30 ODGJ atau disabilitas mental yang dipasung untuk dilakukan perawatan. Ada sejumlah alternatif rumah sakit. Diantaranya di RSJ Menur dan RSJ Lawang. Tentu kami akan berkoordinasi dengan kabupaten/kota, termasuk faskes setempat," tambahnya.
BACA JUGA:ODGJ Dibunuh Anak-Remaja Diduga Gila
BACA JUGA:ODGJ Meninggal Bawa Rp 100 Juta di Depok, Mau Diapakan Uangnya?
Ia membeberkan, ODGJ sama seperti penderita diabetes maupun darah tinggi. Setiap hari harus mengkonsumsi obat. Apabila obat-obatan tersebut tidak dikonsumsi, maka akan kembali muncul gejala terhadap pasien. “Kalau tidak minum obat maka dipastikan kambuh. Nah, kebanyakan ODGJ (yang kembali dipasung) ini seringkali tidak minum obat,” bebernya.
Menurutnya, stigma yang ada pada keluarga dan masyarakat menentukan ODGJ bisa sembuh atau tidak. Kebanyakan, ODGJ yang telah sembuh kemudian dikucilkan masyarakat. Bahkan, saat ODGJ itu sudah dinyatakan sembuh, banyak tidak mendapatkan respons dari pihak keluarga. Bahkan mereka tidak mau menerima ODGJ yang sembuh.
Di sisi lain, Dinsos Jatim memiliki beberapa UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras (RSBL). Seperti UPT RSBL Pasuruan, UPT RSBL Kediri dan UPT Balai Pelayanan serta Rehabilitasi Sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PRS PMKS) Sidoarjo. (Michael Fredy Yacob)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: