Kiat Sukses Investor Pemula di Dunia Bursa Saham, Bisa Berhasil dengan Pendamping
Investor pemula melakukan googling saham- saham Blue Chips.-Boy Slamet-
Investor baru di pasar saham terus meningkat setiap hari. Berdasarkan catatan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor saham di Agustus 2024 saja sudah melebihi enam juta single investor identification (SID). Bahkan, sejak Januari 2024, mereka mencatatkan 744 ribu investor baru saham. Artinya, persaingan terus menerus ada.
Sepanjang Januari hingga Agustus 2024, BEI telah melaksanakan lebih dari 17.083 kegiatan edukasi pasar modal yang menjangkau lebih dari 19,1 juta peserta di seluruh Indonesia. Sampai Agustus 2024, investor lokal masih mendominasi kepemilikan saham di BEI.
Persentasenya 51,5 persen berbanding 48,5 persen untuk kepemilikan investor asing. Kepemilikan investor individu juga masih dominan dengan persentase 53,3 persen. Berbagai edukasi juga selalu dilakukan BEI dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, terutama di kalangan investor lokal.
Regenerasi investor di pasar modal menunjukkan angka yang sangat baik. Tercatat sekitar 79 persen adalah investor berusia di bawah 40 tahun. Kondisi itu menunjukkan bahwa generasi muda semakin melek terhadap keuangan dan investasi.
BACA JUGA:Tips Pialang Saham, Jangan Panik saat Down
BACA JUGA:Saham Nintendo Anjlok Setelah Teaser Switch 2, Investor dan Gamer Kecewa
Melihat pertumbuhan investor pasar saham yang begitu pesat, terutama investor individu, Trainer Kantor Perwakilan BEI Jawa Timur Asikin Ashar pun memberikan tips bagi para investor pemula.
Yang pertama, ketahui kerangka investasinya. “Anda ini ingin berinvestasi untuk jangka panjang atau pendek? Kalau jangka panjang, berarti menjadi investor. Sementara investasi jangka pendek, berarti ingin menjadi trader. Jadi harus tahu dulu,” katanya, saat dihubungi Harian Disway, Jumat, 24 Januari 2024.
Ilustrasi Investor Pemula mendapatkan edukasi pergerakan saham.-Boy Slamet-
Setelah itu, investor pemula yang bermain pasar saham harus membuat investing plan. Misalnya, mau beli saham apa. Mau beli di harga berapa. Target keuntungannya di harga berapa. Dan sebagainya.
Sedangkan untuk trader, mereka harus menentukan toleransi tingkat kerugiannya. “Biasanya kita sebut stop loss atau cut loss. Terakhir, harus disiplin,” ucapnya.
“Ketika sudah membuat perencanaan, tetapi tidak sesuai dengan market, ya, tetap kita harus disiplin sesuai dengan rencana kita. Karena, kalau di market, istilah psikologi, kita itu diombang-ambingkan. Jangan sampai, kita hanya sebagai orang yang ikut-ikutan saja,” tegasnya.
BACA JUGA:Saham Brigit Biofarmaka (OBAT) Langsung Naik Setelah Diluncurkan
BACA JUGA:Saham Sektor Mineral dan Pertambangan Rekomendasi Pekan Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: