Virus PMK Terus Menyebar di Jatim, Infeksi 350 Ekor Ternak per Hari

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat meninjau peternakan sapi di salah satu daerah di Jatim, Sabtu, 1 Februari 2025-Biro Adpim Pemprov Jatim-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Status keadaan darurat terhadap bencana non-alam di Jatim terhadap penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sudah diberlakukan beberapa hari.
Status itu sesuai keputusan Pj. Gubernur Jatim nomor: 100.3.3.1/31/013/2025. tertanggal 23 Januari 2025.
Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono mengatakan, status itu diberlakukan hingga tidak ditemukan lagi kasus PMK. Tolak ukurnya berdasarkan rekomendasi pejabat Otoritas Veteriner provinsi Jatim.
Sejak 1 Desember 2024 hingga 30 Januari 2025, tercatat sebanyak 18.721 hewan ternak yang terpapar virus PMK. Sebanyak 10.670 ekor masih sakit. Ternak sembuh atau mengalami recovery sebanyak 6.616 ekor dan 984 ekor ternak mati.
Secara Nasional, PMK juga telah terjadi peningkatan kasus di 8 Provinsi. Yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Barat, Banten, Lampung, Aceh dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
BACA JUGA: Jawa Timur Darurat PMK, 18,5 Ribu Ekor Terpapar dalam 2 Bulan, Hanya 3 Daerah yang Steril
“Rata-rata peningkatan kasus PMK di Jatim telah mencapai 350 ekor per hari dari sebelumnya hanya 10 kasus per hari. Secara epidemiologi, peningkatan kasus telah mencapai 2 kali standar deviasi rataan kasus selama satu tahun terakhir,” katanya pada Sabtu, 1 Februari 2025.
Adhy pun meminta kepala daerah di seluruh kabupaten/kota di Jatim untuk segera melakukan tindakan pengendalian PMK.
“Segera menyediakan sharing anggaran guna mempercepat proses pengendalian PMK. Berupa penyediaan operasional petugas vaksinasi dan pengobatan,” tegasnya.
Pemda juga didorong untuk melakukan pembelian peralatan medis pendukung vaksinasi dan pengobatan. Selain itu juga untuk pembelian obat dan vaksin. “Secara operasional akan kami terbitkan SE Gubernur tentang percepatan pengendalian PMK di Jawa Timur,” terangnya.
BACA JUGA: Wabah PMK, Pakar Ingatkan Pemerintah Awasi Ketat Impor Hewan Ternak
Adapun pelaksanaan pengendalian dan penanggulangan PMK pada ternak diantaranya dengan isolasi hewan sakit berbasis kandang/desa dengan memperhatikan luas penyebaran penyakit, dan mengobati ternak sakit dan vaksinasi pada ternak sehat.
Kemudian melakukan pendataan profil peternakan di tiap wilayah termasuk populasi ternak yang berisiko serta lokasinya (by name by address), serta menutup sementara pasar hewan jika diperlukan atau sesuai rekomendasi Pejabat Otoritas Veteriner setempat.
Selanjutnya, menugaskan dokter hewan untuk melakukan pengawasan terhadap ternak yang diperjualbelikan di pasar hewan. Serta meningkatkan monitoring kesehatan hewan, pengawasan lalu lintas hewan dan produknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: