Love & Pop, Eksperimen Sinematik Hideaki Anno, Kupas Realitas Kelam Remaja Jepang

Love & Pop, Eksperimen Sinematik Hideaki Anno, Kupas Realitas Kelam Remaja Jepang

Love and Pop, film besutan Anno Hideaki sang pencipta Neon Genesis Evangelion. --Anime News And Update

Anno juga kerap mengubah rasio aspek layar secara tiba-tiba. Memberi kesan bahwa kita sedang mengintip fragmen-fragmen kehidupan Hiromi yang serba tidak pasti.

Ryū Murakami, yang novelnya menjadi dasar film itu, mengeksplorasi sisi kelam masyarakat Jepang. Karya-karyanya, seperti Coin Locker Babies dan Audition, kerap menguliti tema-tema tabu dengan pendekatan yang brutal namun jujur.

BACA JUGA:6 Film Netflix Tayang Februari, Salah Satunya Bogota: City of The Lost

Love & Pop tidak sekeras Audition. Tetapi tetap menyampaikan ironi tentang bagaimana tekanan sosial dan konsumerisme dapat menjerat remaja dalam pilihan-pilihan yang tidak mereka pahami sepenuhnya.

Sejak perilisannya, Love & Pop menuai berbagai reaksi. Sebagian menganggapnya sebagai mahakarya eksperimental yang menantang batasan sinema Jepang. Sementara yang lain merasa film itu terlalu abstrak dan sulit diikuti.

Namun, satu hal yang tidak bisa disangkal adalah keberanian Anno dalam membawa perspektif unik ke dalam film live-action pertamanya.

Dengan rekaman menggunakan kamera digital, sesuatu yang masih jarang dilakukan pada saat itu, Love & Pop terasa seperti dokumentasi mentah tentang kehidupan remaja Tokyo pada era 90-an.

Kini, setelah lebih dari dua dekade, film itu mendapatkan kehidupan baru dengan perilisan ulang di bioskop Amerika Utara melalui GKIDS.

Itu menjadi kesempatan bagi generasi saat ini untuk menyaksikan bagaimana Anno bereksperimen di luar zona nyaman. Serta memahami bahwa dunia remaja sering lebih kompleks dan penuh dilema. Jauh berbeda dibandingkan yang terlihat di permukaan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: