Inilah 10 Nominator Anugerah Sastra BRICS Literature Award 2025, Satu Nama dari Indonesia

Inilah 10 Nominator Anugerah Sastra BRICS Literature Award 2025, Satu Nama dari Indonesia

Akhirnya, 10 nama sebagai nominator Anugerah Sastra BRICS Literature Award 2025 diumumkan. Berlangsung di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada Senin, 27 Oktober 2025. --Istimewa

BRICS Literary Award merupakan penghargaan sastra internasional yang didirikan pada November 2024 di Forum BRICS Traditional Values. Penghargaan ini menjadi simbol agenda budaya kontemporer BRICS .

Bertujuan memperkuat dialog lintas budaya serta mendorong pengakuan terhadap karya sastra nasional dari negara-negara pendiri dan pendukung BRICS, termasuk Indonesia.

BACA JUGA: Lima Nama Besar Dunia Seni Rupa Indonesia Ini Respons Lukisan Denny JA sebagai Genre Baru

Pemilihan ini dilakukan setelah melalaui serangkaian proses panjang. Karena panitia penghargaan menegaskan bahwa nama sastrawan dari suatu negara tidak dipilih oleh juri dari negara itu sendiri, melainkan oleh dewan juri lintas negara.

Artinya, sastrawan Indonesia dipilih oleh juri dari luar Indonesia. Demikian pula sastrawan Brasil, Rusia, atau India, semuanya dipilih oleh juri negara lain. Sistem ini dirancang agar keputusan final benar-benar objektif dan berjiwa internasional.

Terkait BRICS Literature Award, nominator Denny, dalam esainya yang dimuat di media sosialnya, menyatakan bahwa anugerah sastra tersebut layak disejajarkan dengan Nobel Sastra. Setidaknya ada tiga alasan besar yang melandasinya.

BACA JUGA: Denny JA: Selain Dukungan Dipertegas, 3 Hal Ini Perlu dalam Leadership Prabowo Subianto dalam Hadapi Kerusuhan

Pertama BRICS sebagai Suara Dunia yang Lain. Selama lebih dari satu abad, peta sastra dunia dikuasai Eropa dan Amerika Utara. BRICS yang kini mencakup Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, serta anggota baru seperti Indonesia, Iran, Mesir, Etiopia, dan UEA, mewakili hampir setengah umat manusia.
Pengumuman ini dilakukan setelah ada tahapan sebelumnya yakni saat daftar panjang nominasi BRICS Literary Award diumumkan pada The 2nd BRICS Forum Traditional Values di Brasil, pada Rabu, 17 September 2025 lalu. --Istimewa

"Melalui penghargaan sastra, BRICS menawarkan keseimbangan baru bagi imajinasi global. Ia menampilkan kisah-kisah dari Global South: dari sawah di Jawa hingga favelas di Brasil, dunia yang selama ini jarang didengar," tulis Denny.

Kedua, sambungnya, sastra sebagai diplomasi yang hening tapi kuat. Denny JA menegaskan bahwa sastra mampu menembus batas politik dan bahasa. “Sebuah puisi dari St. Petersburg bisa menghibur jiwa di Jakarta,” tulisnya.

BACA JUGA: The Power of Giving; Prinsip Denny JA sebagai Komisaris BUMN Tanpa Tantiem

Di tengah dunia yang terpecah oleh konflik dan sanksi, sastra BRICS hadir sebagai jembatan empati antarbenua, membangun soft power yang lahir dari nurani manusia.

Ketiga, BRICS merupakan "Nobel baru" bagi empati. Jika Nobel berakar pada rasionalisme Eropa, maka BRICS tumbuh dari jiwa Global South, dari luka, iman, dan daya tahan. 

Denny JA bahkan membayangkan masa depan di mana puisi India, novel Tiongkok, dan pantun Indonesia diterjemahkan lintas bahasa lewat teknologi AI, melahirkan revolusi literasi global berbasis kasih dan keberagaman.

BACA JUGA: Tujuh Buku Puisi Esai Denny JA dalam Heptalogi Rekam Sejarah Dunia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: