Dulu Aktivis Kere, Kini KPK Mencatatnya sebagai Penyelenggara Negara dengan Harta Kekayaan Terbesar di Indonesia

Dulu Aktivis Kere, Kini KPK Mencatatnya sebagai Penyelenggara Negara dengan Harta Kekayaan Terbesar di Indonesia

Berdasarkan data resmi yang dirilis pada 27 Agustus 2025, total kekayaan Denny JA tercatat sebesar Rp 3,08 triliun. --Istimewa

HARIAN DISWAY - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), melalui situs resmi e-LHKPN, telah mempublikasikan laporan harta kekayaan Presiden Komisaris Pertamina Hulu Energi (PHE) Denny Januar Ali atau yang biasa disebut Denny JA.

Berdasarkan data resmi yang dirilis pada 27 Agustus 2025, total kekayaan Denny JA tercatat sebesar Rp 3,08 triliun. Jumlah tersebut menempatkannya sebagai salah satu penyelenggara negara dengan harta kekayaan terbesar di Indonesia.

Publikasi ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta Peraturan KPK Nomor 2 Tahun 2020 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

BACA JUGA: Ditunjuk Jadi Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi, Denny JA Ingatkan tentang Kemandirian Energi

Setiap pejabat publik, termasuk komisaris dan direksi BUMN, wajib melaporkan dan membuka kekayaan mereka secara periodik. “Saya melaporkan kekayaan saya apa adanya, sesuai permintaan undang-undang,” ujar Denny JA menanggapi publikasi tersebut.

Bagi Denny JA, keterbukaan bukan sekadar kewajiban hukum, melainkan bagian dari spiritualitas kepemimpinan. Ia percaya, kekayaan yang dimiliki manusia bukan tujuan, melainkan titipan yang harus dipertanggungjawabkan.

“Sebagian dari harta saya sudah dan akan terus saya sumbangkan untuk Denny JA Foundation,” ujarnya dengan nada tenang. Yayasan nirlaba ini diaktifkan kembali sejak tahun 2023, berfokus pada sastra, seni, hak asasi manusia, dan spiritualitas.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Denny J.A. Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA: Du Pi Xi Jing

Melalui yayasan itu, Denny JA berusaha menggabungkan intelektualitas dengan kepedulian sosial—menghidupkan kembali semangat berbagi di tengah dunia yang semakin individualistis.

Seperti yang Anda tahu Denny JAS adalah sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), 1989. Ia meraih Master of Public Administration (MPA), University of Pittsburgh, Amerika Serikat, 1994. Lalu mendapat gelar doktor (Ph.D.) Comparative Politics and Business, Ohio University, Amerika Serikat, 2001.

Dari ruang kuliah hingga forum internasional, Denny JA dikenal sebagai pemikir lintas bidang—menghubungkan logika ekonomi, etika sosial, dan filosofi kemanusiaan. Karier publik Denny JA menanjak sejak mendirikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) dan merevolusi survei politik nasional.

BACA JUGA: 7 Pemikiran Denny JA tentang Agama dan Spiritualitas di Era AI Layak Jadi Kurikulum PT

Ia menjadi konsultan politik yang mendampingi kemenangan lima presiden RI secara berturut-turut—prestasi langka yang belum pernah terjadi di negara lain. Di dunia budaya, Denny JA dikenal sebagai penggagas genre “puisi esai”, sebuah bentuk sastra yang memadukan fakta sosial dan getar batin manusia.

Kini genre itu telah menembus panggung regional; Festival Puisi Esai tingkat ASEAN bahkan sudah mencapai edisi ke-4 (2024), dengan dukungan penuh dari Pemerintah Sabah, Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: