Film Petaka Gunung Gede Ungkap Mitos dan Adab yang Harus Dipegang Para Pendaki Gunung

Film Petaka Gunung Gede Ungkap Mitos dan Adab yang Harus Dipegang Para Pendaki Gunung

Maya Azka, sosok di balik pemilik kisah nyata yang diangkat ke layar lebar berjudul Petaka Gunung Gede. Di Harian Disway, Maya membagikan pandangannya terkait mitos di Gunung Gede. -Alfi Kirom Romadhon-Harian Disway

HARIAN DISWAY - Di balik film horor Petaka Gunung Gede yang diangkat dari kisah nyata Maya Azka yang telah menarik perhatian penonton film Indonesia, memang ada kepercayaan dan mitos yang masih dipegang erat oleh masyarakat sekitar Gunung Gede

Maya, sebagai pemilik cerita asli, membagikan pengalamannya mengenai mitos dan kepercayaan yang berkembang di kalangan pendaki dan masyarakat sekitar gunung tersebut. Itu diungkapkannya saat sambang kantor Harian Disway. 

Menurut Maya, yang berkunjung pada Minggu, 9 Februari 2025 itu, apa yang sering dianggap sebagai mitos tentang pendakian di gunung sebenarnya lebih kepada adab dan tata cara yang dianut oleh masyarakat sekitar Gunung Gede. 

Apa yang disajikan film Petaka Gunung Gede di antaranya adalah tentang mitos dan adab yang harus dipegang teguh oleh para pendaki jika ingin naik Gunung Gede yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Berikut di antaranya:

BACA JUGA: Film Petaka Gunung Gede Hadirkan Kisah Nyata Pendakian Maiia Azka pada Tahun 2007

BACA JUGA: Film Marni: The Story of Wewe Mengungkap Mitos di Balik Momok Anak-Anak Desa

1. Larangan membawa daging mentah atau setengah matang

Salah satu aturan yang dipegang teguh adalah larangan membawa daging dalam kondisi mentah atau setengah matang. Kepercayaan ini berkaitan dengan sosok Eyang Surya Kencana.

Ia sosok yang diyakini bersemayam di gunung tersebut dan memiliki peliharaan berupa macan gaib. “Kalau pendaki membawa daging mentah, katanya beban di carrier mereka akan terasa lebih berat karena ada yang ikut di belakangnya,” ujar Maya. 

Namun, ia juga memberikan penjelasan logis bahwa bau daging mentah bisa mengundang hewan buas, sehingga larangan ini juga berfungsi sebagai bentuk perlindungan bagi para pendaki.

2. Telaga biru dan larangan berhenti terlalu lama

Selain larangan membawa daging mentah, ada pula aturan untuk tidak berhenti terlalu lama di pos-pos tertentu Salah satunya adalah ketika melewati jalur Cibodas. Pada jalur ini, pendaki dilarang beristirahat terlalu lama di Telaga Biru.

BACA JUGA: Sinopsis film Danyang: Mahar Tukar Nyawa, Ketika Cinta Berujung Petaka

BACA JUGA: Pantai Drini di Gunungkidul, Surga Wisata yang Menyimpan Potensi Ombak Pantai Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: