Pengukuhan 3 Guru Besar Untag Surabaya: Ilmu, Tawa, dan Harapan
![Pengukuhan 3 Guru Besar Untag Surabaya: Ilmu, Tawa, dan Harapan](https://cms.disway.id/uploads/552eeb17d9411bf0cce4f5c4258f1815.jpeg)
Pengukuhan 3 guru besar baru Untag Surabaya berlangsung dengan penuh rasa. --HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Suasana penuh kebanggaan menyelimuti Graha Wiyata lantai 9, Untag Surabaya. Selasa, 11 Februari 2025, tiga akademisi terbaik mereka resmi dikukuhkan sebagai guru besar.
Momen sakral ini diawali dengan tarian remo yang gemulai, sebelum para senat memasuki ruangan untuk mengukuhkan para profesor baru: Prof. Wardah, Prof. Teguh Priyo Sadono, dan Prof. Ida Aju Brahma Ratih.
Namun, di balik khidmatnya acara, ada momen-momen yang membekas. Dari gelak tawa akibat kelucuan Prof. Teguh, haru yang menyelimuti Prof. Ida Aju, hingga penegasan ilmiah dari Prof. Wardah tentang jamur sebagai pangan alternatif. Hari itu bukan sekadar pengukuhan, tetapi juga perayaan ilmu pengetahuan yang hidup.
BACA JUGA:Mahasiswa KKN Untag Surabaya Ciptakan Alat Press Minyak untuk UMKM
Suasana sidang terbuka sebelum pengukuhan profesor baru di Untag Surabaya. -Alfi Kirom-HARIAN DISWAY
Dalam dunia akademik, kesalahan bisa menjadi bagian dari pembelajaran. Tetapi ketika Prof. Teguh Priyo Sadono salah menyebut nama Rektor Untag Surabaya, suasana pun mencair. "Maaf Prof. Mulyanto, saya salah sebut nama menjadi Mulyono karena ada bias informasi," ucapnya, yang langsung disambut tawa hadirin.
Prof. Teguh, yang orasi ilmiahnya berjudul Kekuatan Media dalam Teori Relativitas Einstein, memang memandang media dengan perspektif unik. Ia menghubungkan kekuatan media dengan relativitas waktu Einstein, menjelaskan bahwa persepsi publik terhadap informasi sangat bergantung pada kecepatan penyebarannya.
“Waktu sangat berperan dalam membentuk persepsi khalayak,” ujarnya. “Semakin cepat suatu berita tersebar, semakin dipercaya oleh masyarakat,” ucapnya.
Pembacaan orasi ilmiah dari Prof Teguh Priyo Sadono. -Alfi Kirom-HARIAN DISWAY
Ia juga menegaskan bahwa media tetap menjadi alat yang powerful, selama didukung oleh kepentingan bisnis dan politik yang menjaga eksistensinya. Prof. Teguh yang dulu aktif di dunia jurnalistik dan bisnis, kini ingin menuangkan pemikirannya ke dalam buku Marketing Communication yang tengah ia susun.
Berbeda dengan Prof. Teguh yang membawa gelak tawa, Prof. Ida Aju Brahma Ratih lebih memilih atmosfer yang mengharukan. Dengan penuh perasaan, ia mengungkap harapannya agar jabatan Guru Besar ini dapat memberi manfaat luas bagi masyarakat.
Sebagai Associate Professor di bidang Ilmu Ekonomi, ia banyak meneliti tentang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam dua artikel ilmiahnya yang terbaru, ia menyoroti bagaimana kepemimpinan agile, keseimbangan kerja-hidup, dan etika kerja Islam menjadi kunci keberhasilan organisasi.
BACA JUGA:Mahasiswa Untag Surabaya Gelar Screening Karya Jurnalistik dari Mata Kuliah Broadcast Journalism
“Kepemimpinan bukan hanya soal memberi instruksi, tetapi bagaimana membangun lingkungan yang sehat agar setiap individu bisa berkembang optimal,” paparnya dalam orasi ilmiahnya.
Dengan lebih dari 20 publikasi dan ribuan pembacaan akademis, Prof. Ida Aju membuktikan bahwa penelitian bisa memberi dampak nyata pada dunia kerja. “Ilmu bukan untuk diri sendiri, tapi untuk membangun masyarakat,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: