10 Tradisi Khas Ramadan di Berbagai Negara di Dunia

Di berbagai negara, ada cara tersendiri dalam menyambut dan merayakan bulan penuh berkah ini. Baik melalui makanan khas, kegiatan ibadah, maupun budaya turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi. --Pinterest
BACA JUGA: Pemerintah Tetapkan Siswa Sekolah Belajar di Rumah pada Sepekan Pertama Ramadan 2025
Ramadan menjadi ajang bagi masyarakat Brunei Darussalam menikmati hidangan khas melalui kampung Ramadan. --Pinterest
Masyarakat menemukan berbagai macam makanan tradisional untuk berbuka puasa, seperti nasi katok, pais udang, dan aneka kue khas Brunei Darussalam. Selain makanan, minuman segar seperti air bandung dan teh tarik juga menjadi favorit untuk melepas dahaga setelah seharian berpuasa.
Kampung Ramadan tidak hanya menjadi tempat berburu kuliner, tetapi juga menjadi pusat aktivitas sosial dan budaya. Banyak keluarga dan teman berkumpul untuk menikmati suasana, berbagi cerita, dan merasakan kebersamaan di bulan suci.
Selain itu, beberapa pedagang turut menampilkan seni dan budaya lokal, seperti pertunjukan musik tradisional dan pameran kerajinan tangan khas Brunei. Suasana ramai dan penuh warna dengan berbagai hidangan khas menjadikan pengalaman Ramadan semakin berkesan.
BACA JUGA: Puasa Qadha Ramadan dan Puasa Sunnah Rajab, Mana yang Harus Didahulukan?
Lampu-lampu hias yang menerangi bazar menambah keindahan suasana malam Ramadan, menciptakan momen yang penuh kehangatan dan kebersamaan bagi seluruh masyarakat.
10. Fanous Ramadan di Mesir
Lentera berwarna-warni untuk menghiasi rumah menjadi simbol kehangatan kebersamaan selama bulan suci. --Pinterest
Selain Mesaharaty, Mesir juga terkenal dengan tradisi fanous Ramadan, yaitu penggunaan lampu lentera berwarna-warni untuk menghiasi rumah, masjid, dan jalan-jalan. Lentera ini tidak hanya memperindah suasana Ramadan.
Tetapi juga menjadi simbol kehangatan dan kebersamaan selama bulan suci. Sejarah fanous Ramadan berasal dari zaman Dinasti Fatimiyah, ketika lentera digunakan untuk menyambut kedatangan bulan suci.
BACA JUGA: Tata Cara dan Hukum Salat Kafarat pada Jumat Terakhir Ramadan
Kini, fanous Ramadan menjadi bagian penting dari dekorasi Ramadan, memberikan cahaya yang melambangkan harapan dan kebahagiaan. Selain sebagai elemen dekoratif, Fanous juga memiliki nilai budaya dan ekonomi.
Banyak pengrajin tradisional di Mesir yang masih membuat lentera ini secara manual dengan berbagai desain dan motif khas. Pasar-pasar Ramadan di Kairo dan kota lainnya dipenuhi dengan beragam fanous.
Mulai dari yang klasik berbahan logam hingga modern dengan lampu LED dan musik. Anak-anak pun turut meramaikan tradisi ini dengan membawa Fanous mereka saat berjalan bersama keluarga atau teman-teman di malam Ramadan.
BACA JUGA: Wacana Libur Sekolah Ramadan, Wali Murid di Surabaya Beda Pendapat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: