Sri Mulyani Larang Perguruan Tinggi Naikkan UKT Dengan Alasan Efisiensi Anggaran

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat dengan Komisi XI DPR RI. Ia menegaskan perguruan tinggi tidak boleh menaikkan UKT karena alasan efisiensi-TVR Parlemen-
Salah satu yang terdampak adalah Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), yang dipotong hingga 50 persen dari pagu awal Rp 6,018 triliun oleh Direktorat Jenderal Anggaran (DJA).
Hal serupa juga terjadi pada Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP) untuk Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Dari pagu awal Rp 2,37 triliun, anggaran ini diminta dipangkas hingga 50 persen.
Kemendiktisaintek mengusulkan agar pemotongan dikurangi menjadi 30 persen guna menghindari lonjakan biaya kuliah.
“Jadi ini kita ikuti potongannya, efisiensi meskipun tidak sebesar yang mereka lakukan. Karena ini juga kalau besar pemotongan efisiensinya ini, kembali PTNBH juga akan terpaksa menaikkan sebagian dari uang kuliah mahasiswanya,” ungkap Satryo.(*)
*) Mahasiswa magang DIP dari Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: