Hamas Serahkan Tiga Sandera Israel, Israel akan Bebaskan 369 Tahanan Palestina

Hamas Serahkan Tiga Sandera Israel, Israel akan Bebaskan 369 Tahanan Palestina

Keadaan di Palang Merah menunggu di tempat di mana militan Hamas diperkirakan akan menyerahkan sandera Israel di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 15 Februari 2025, sebagai bagian dari pertukaran tawanan. Militan Gaza dijadwalkan akan membebaskan tig-Bashar Taleb/AFP-

Baik Hamas maupun Israel sebelumnya saling menuduh telah melanggar kesepakatan yang disepakati pada 19 Januari lalu. 

BACA JUGA:Proses Pertukaran Sandera Gaza Memasuki Tahap Akhir, Warga Palestina Mulai Kembali ke Wilayah Utara

BACA JUGA:Gencatan Senjata Gaza Terancam Batal, Israel Tuduh Hamas Ingkari Perjanjian

Hamas sempat mengancam akan menghentikan pembebasan sandera, sementara Israel memperingatkan akan kembali melanjutkan serangan ke Gaza jika Hamas tidak memenuhi kesepakatan.

Namun, setelah serangkaian negosiasi intensif, pembebasan sandera akhirnya tetap berlangsung seperti yang dijadwalkan.

Seorang pejabat Hamas, Taher al-Nunu, mengatakan kepada AFP bahwa mereka "mengharapkan pembicaraan fase kedua dimulai awal pekan depan".

BACA JUGA:Rindu Rumah, Cium Tanah, Gencatan Senjata di Jalur Gaza Disambut Gembira

Gencatan senjata ini semakin diuji setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan rencana yang kontroversial untuk memindahkan warga Gaza. 

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa jika perang berlanjut, Israel tidak hanya akan mengalahkan Hamas dan membebaskan semua sandera, tetapi juga mewujudkan rencana Trump untuk Gaza.

Pertukaran sandera sebelumnya sempat menimbulkan kemarahan Israel, terutama setelah beberapa sandera yang dibebaskan terlihat dalam kondisi yang sangat lemah dan kurus. 

BACA JUGA:Gencatan Senjata Baru Berlaku Minggu, Israel Masih Gencar Serang Gaza

Seorang sandera Israel-Amerika, Keith Siegel, yang dibebaskan sebelumnya, mengatakan bahwa dirinya "kelaparan dan disiksa, baik secara fisik maupun emosional" selama menjadi tahanan Hamas.

Di sisi lain, kekhawatiran juga muncul terkait nasib tahanan Palestina dipenjara Israel. Beberapa dari mereka membutuhkan perawatan medis setelah dibebaskan dalam pertukaran sebelumnya, meskipun tidak ada rincian lebih lanjut mengenai kondisi mereka.

Dengan ketegangan yang masih tinggi dan fase kedua gencatan senjata masih dalam perundingan, masa depan perdamaian di Gaza masih belum mendapatkan kepastian.(*)

*) Mahasiswa magang dari UIN Sunan Ampel Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: