Proses Pertukaran Sandera Gaza Memasuki Tahap Akhir, Warga Palestina Mulai Kembali ke Wilayah Utara
TIMBUNAN PUING memenuhi jalanan di Jabalia, Jalur Gaza. Para pengungsi melintasi kawasan itu untuk mencari rumah masing-masing.-OMAR AL-WATTAA-AFP-
HARIAN DISWAY - Setelah gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan para sandera dan tawanan mulai berlaku tanggal 19 Januari kemarin, proses pertukaran tahanan antar Israel dan Hamas mulai memasuki tahap akhir.
Hamas pada akhir pekan ini membebaskan lebih banyak sandera.
Pada pertukaran yang ketiga kalinya, Hamas membebaskan Arbel Yehud, seorang perempuan warga Israel dan dua sandera lainnya pada hari Jumat, diikuti oleh tiga sandera lainnya pada hari Sabtu kemarin.
Ribuan warga Palestina yang sebelumnya terpaksa mengungsi kini mulai berusaha kembali ke Wilayah Gaza utara, meskipun mereka sempat menghadapi kendala besar karena jalan mereka terhalang oleh pasukan militer Israel selama dua hari berturut-turut.
BACA JUGA:3 Sandera Israel dan 90 Tahanan Palestina Dibebaskan Pada Hari Pertama Gencatan Senjata
Dalam perjanjian yang telah disepakati, warga Palestina dijadwalkan akan melakukan perjalanan menuju utara melalui Koridor Netzarim, sebuah jalur sepanjang tujuh kilometer yang membentang dari perbatasan Israel dengan Gaza menuju Laut Mediterania, menurut Times of Israel.
Koridor tersebut secara ketat diawasi oleh pihak Israel yang terus memantau pergerakan para warga Palestina.
Keputusan Israel untuk mengizinkan para warga Gaza kembali ke wilayah utara pada Senin, 27 Januari 2025 pukul 7 pagi waktu setempat menandai selesainya perdebatan tentang status Yehud.
Sebelumnya, proses pembebasan Yehud agak alot karena perempuan 29 tahun ini sebelumnya ternyata tidak disekap oleh Hamas, melainkan oleh Palestinian Islamic Jihad (PIJ).
Tank tentara Israel yang tetap berjaga di perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Kamis, 16 Januari 2025.-Menahem Kahana - AFP-
Dikutip dari BBC News, Israel sebelumnya meminta bukti dari pihak Hamas untuk memastikan bahwa Yehud masih hidup, dan tampaknya bukti tersebut kini telah diterima dengan baik oleh pihak Israel.
BACA JUGA:PP Persis Tolak Wacana Trump soal Relokasi Warga Gaza ke Indonesia
Sebagai bagian dari mediasi tersebut, negara-negara seperti Qatar dan Mesir turut memainkan peran yang sangat penting dalam memfasilitasi pembicaraan antara Israel dan Hamas yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang lebih permanen dan mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama ini.
Mediator Qatar dan Mesir, juga intens mengawal proses gencatan senjata dan pertukaran sandera ini. Namun, proses-proses ini tidak sepenuhnya bebas dari masalah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bbc news