RSTKA Kirim 12 Relawan Dokter Umum ke Pulau Mandangin, Deteksi Dini Penyakit Katastropik untuk Masyarakat Terpencil

RSTKA Kirim 12 Relawan Dokter Umum ke Pulau Mandangin, Deteksi Dini Penyakit Katastropik untuk Masyarakat Terpencil

Relawan dokter umum akan melakukan deteksi dini penyakit katastropik di Pulau Mandangin, Sampang, Madura, Jawa Timur.-RSTKA-

SURABAYA, HARIAN DISWAYRumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) kembali menjalankan misi kemanusiaannya dengan mengirimkan tim relawan ke Pulau Mandangin, Sampang, Madura. 

Anda sudah tahu, RSTKA kerap kali menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dan spesialistik bagi masyarakat di pulau-pulau perbatasan. Itu dilakukan sejak pandemi Covid-19 merebak di Jawa Timur, tepatnya pada awal tahun 2020 silam.

Ada pun misi kali ini bertemakan ”Deteksi Dini Penyakit Katastropik di Kepulauan” yang sejalan dengan program Cek Kesehatan Gratis oleh Kementerian Kesehatan. 

Misi ini tidak hanya menjadi wujud nyata pengabdian Universitas Airlangga (Unair) kepada masyarakat, tetapi juga menunjukkan bahwa RSTKA telah menjadi milik seluruh Indonesia.

Dekan Fakultas Kedokteran Unair Prof. Budi Santoso menegaskan hal ini saat melepas keberangkatan relawan RSTKA pada Minggu, 16 Februari 2025. 

BACA JUGA:239 Kepala Daerah Terpilih Cek Kesehatan di Kantor Kemendagri, Bukan di Rumah Sakit

”RSTKA bukan hanya milik Unair, tetapi sudah menjadi milik Indonesia. Lebih tepatnya, ini adalah persembahan Unair untuk Indonesia,” ujarnya.

Dari 83 relawan dokter umum yang mendaftar, hanya 12 yang diberangkatkan dalam misi ini. Menariknya, hanya dua di antaranya yang merupakan alumni FK Unair, yaitu Dr. Nur Safitri dan Dr. Rizka Uswatun. 

Sisanya berasal dari berbagai universitas di Indonesia, seperti Universitas Kristen Krida Wacana, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Palangka Raya, dan Universitas Brawijaya.

Dr. Fairuziah, salah satu relawan dari Universitas Padjajaran, menceritakan antusiasmenya untuk bergabung dalam misi ini. 

Sebelumnya, dia menjalani internship di Garut karena orang tua ingin saya dekat dengan Bandung. Namun, dia selalu ingin bekerja di daerah terpencil

BACA JUGA:Cek Kesehatan Gratis Surabaya Siap Layani 3,1 Juta Warga, Nakes di Tiap RW Ikut Membantu

”Akhirnya, kesampaian juga. Ini akan menjadi bekal yang sangat berharga bila nanti saya bekerja sebagai dokter di daerah terpencil,” ujar Fairuziah.

Misi RSTKA tahun 2025 ini difokuskan pada daerah kepulauan, mengingat sulitnya menghadirkan sarana diagnostik dan dokter ahli di pulau-pulau terpencil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: