BPI Danantara: Lembaga Pengepul Dana atau Birokrasi Investasi Baru?

ILUSTRASI BPI Danantara: Lembaga Pengepul Dana atau Birokrasi Investasi Baru?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Old But Gold dan Spirit Investasi Aman Jangka Panjang
BACA JUGA:Menggagas Wacana Skema Investasi Family Office
Danantara berasal dari gabungan kata-kata berbahasa Sanskerta, ”Daya Anagata Nusantara”, yang bermakna kekuatan masa depan Nusantara.
Itu memiliki artikulasi kuat dan menjadi representasi kekuatan kolektif Indonesia untuk siap menghadapi tantangan global yang makin dinamis. Pun, menciptakan peluang dan menempatkan Indonesia setara dalam perekonomian dunia.
Secara hierarki, kepala BPI Danantara akan bertanggung jawab langsung kepada presiden.
BACA JUGA: Waspadai Jeratan Investasi Bodong: 204,7 Juta Penduduk Indonesia Terhubung Internet
BACA JUGA:Kerugian Capai Ratusan Triliun, Sudah Saatnya Pelaku Penipuan Investasi Dibikin Jera
Danantara memiliki tagline ”Untuk Indonesia Setara” atau ”For Indonesia, For the World”. Tagline itu menekankan komitmen Danantara untuk membangun Indonesia berdiri tegak setara dengan negara-negara maju dalam perekonomian global.
Juga, mencerminkan tekad memperkuat kesejahteraan ekonomi dan sosial bangsa. Sekaligus, kehadiran Danantara diharapkan dapat menjadi katalis investasi nasional dan memiliki peran penting untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen dan menggapai Visi Indonesia Emas 2045.
ORKESTRASI DANA SUPERJUMBO
Pada awal peluncurannya, Danantara akan membawahkan sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) yang selama ini menjadi penyumbang dividen terbesar untuk pemerintah.
Tujuh BUMN tersebut adalah Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pertamina, Bank Negara Indonesia (BNI), Telkom Indonesia, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Lembaga SWF yang dibentuk pemerintah sebelumnya, yaitu Indonesia Investment Authority (INA), juga akan dilebur ke Danantara.
Lembaga-lembaga milik negara tersebut akan menyumbang sejumlah asetnya untuk dikelola Danantara. Perinciannya, Bank Mandiri Rp 2.174 triliun, BRI Rp 1.965 triliun, PLN Rp 1.671 triliun, Pertamina Rp 1.412 triliun, BNI Rp 1.087 triliun, Telkom Indonesia Rp 318 triliun, MIND ID Rp 259 triliun, dan Indonesia Investment Authority (INA) Rp 163 triliun.
Dengan sumbangan itu, Danantara diperkirakan memiliki aset kelolaan awal Rp 9.049 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: