Tagar Kabur Aja Dulu dan Indonesia Gelap, Ungkapan Pesimistis atas Kondisi Negeri

Tagar Kabur Aja Dulu dan Indonesia Gelap, Ungkapan Pesimistis atas Kondisi Negeri

ILUSTRASI Tagar Kabur Aja Dulu dan Indonesia Gelap, Ungkapan Pesimistis atas Kondisi Negeri.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

TAGAR Kabur Aja Dulu dan Indonesia Gelap tengah viral saat ini. Ada nada kekecewaan dan pesimistis dalam melihat kondisi negara ini. Rasanya ingin mencari penghidupan yang lebih baik ke luar negeri.  

Hal tersebut berbarengan dengan banyaknya kebijakan kontroversial Prabowo-Gibran. Mulai efisiensi anggaran hingga Danantara. Semua sektor terimbas akibat kebijakan itu. Elemen mahasiswa seluruh daerah berdemonstrasi menuntut pencabutan kebijakan tersebut. 

Namun, ada pola komunikasi yang patut ditiru yang dilakukan Mensesneg Prasetyo Hadi. Ia menemui para demonstran di Patung Kuda, Jakarta. Intinya, pemerintah menyanggupi semua tuntutan mahasiswa. 

BACA JUGA:Fenomena Tagar Kabur Aja Dulu dan Keseriusan Negara Mendorong Penyediaan Pekerjaan yang Layak (Decent Work)

BACA JUGA:Hashtag Kabur Aja Dulu, Fenomena Brain Drain?

Tidak ada penggebukan, semprotan water cannon, atau lemparan gas air mata dari aparat. Asap ban yang dibawa para demonstran dijawab dengan sebuah dialog. Sebuah contoh cara menghadapi demonstran yang simpatik. 

Kita perlu mencontoh apa yang dilakukan pemerintah RI. Kedua tagar itu dijawab pemerintah tanpa nada emosional, tetapi lebih memberikan pertimbangan kepada netizen dan masyarakat. Pemerintah memberikan berbagai keterampilan sebelum berangkat ke luar negeri. 

Pengetahuan bahasa asing dan keterampilan yang spesifik dapat diakses lewat berbagai dinas tenaga kerja di berbagai daerah. Bahkan, beberapa persyaratan administratif diinformasikan sedetail-detailnya. 

BACA JUGA:Ramai Tagar #KaburAjaDulu, Ini 8 Rekomendasi Program di Beberapa Negara

BACA JUGA:Indonesia Gelap

Semua itu dilakukan dalam rangka agar mereka tidak kebingungan di negeri orang. Terutama bermasalah secara hukum administratif. Secara tidak langsung, negara membiarkan tagar itu berlangsung, tetapi lebih mempersiapkan bagaimana hal tersebut betul-betul terjadi. 

NASIONALISME SEMPIT? 

Banyak yang mempertanyakan jiwa nasionalisme anak muda yang mengusulkan dan memopulerkan hashtag itu. Ada yang beranggapan bahwa kadar nasionalisme mereka sangat kurang. 

Di saat negara sedang kacau atau pemerintahan sedang membangun negara, mereka malah kabur ke luar negeri. Dalam kondisi apa pun, seharusnya mereka tetap mencintai negerinya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: