Uang Layak Edar Turun 1,6 Persen, BI Fokus Percepat Digitalisasi Pembayaran

Siva Suryani melayani pembayaran dari pembeli minuman Toyaaa dengan menggunakan QRIS.-Boy Slamet-
BACA JUGA:Prabowo Wajibkan Pengusaha Simpan 100% Devisa Hasil Ekspor SDA di Bank Nasional
Doni mengungkapkan, realisasi penukaran uang dari tahun ke tahun rata-rata di kisaran antara 80 persen hingga 90 persen dari total uang yang disiapkan BI. Realisasi yang besar tersebut menandakan tidak jauhnya dari perhitungan proyeksi kebutuhan penukaran uang yang dipatok BI setiap kali periode Lebaran.
Meski jumlah uang layak edar yang disiapkan pada Lebaran kali ini menurun, BI menaikkan nominal untuk paket penukaran uang menjadi maksimal sebesar Rp 4,3 juta dari sebelumnya maksimal hanya Rp 4 juta. Secara umum, terdapat tiga jenis layanan yang akan diberikan. Yakni, layanan penukaran uang keliling reguler, layanan penukaran uang bersama perbankan, dan layanan penukaran uang tematik.
Sebagai antisipasi peredaran uang palsu saat Ramadan dan Lebaran, Kantor Perwakilan (KPw) BI yang tersebar di seluruh daerah akan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat luas. Agar lebih mengenali ciri keaslian uang rupiah dengan cara yang sederhana.
Sementara itu, likuiditas perekonomian Indonesia atau uang beredar menunjukkan tren positif pada awal 2025. BI mencatat, uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2025 mencapai Rp 9.232,8 triliun. Angka itu tumbuh 5,9 persen secara tahunan (yoy). Angka itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 4,8 persen.
Pertumbuhan likuiditas ini didorong oleh peningkatan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,2 persen dan uang kuasi sebesar 2,2 persen. “Perkembangan M2 terutama dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih,” kata Direktur Eksekutif Departemen Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso.
BI mencatat, penyaluran kredit pada Januari 2025 tumbuh stabil di level 9,6 persen (yoy). Sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 9,7 persen. Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh 2,4 persen, meningkat signifikan dibandingkan bulan Desember 2024 yang hanya tumbuh 0,8 persen.
Di sisi lain, tagihan bersih kepada pemerintah pusat masih mengalami kontraksi 14,3 persen (yoy), meskipun lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi 17,5 persen. Faktor-faktor yang memengaruhi uang beredar, kata Ramdan, ialah perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit pada Januari 2025 tumbuh sebesar 9,6 persen (yoy).
Angka itu relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,7 persen (yoy). Aktiva luar negeri bersih pada Januari 2025 tumbuh sebesar 2,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,8 persen (yoy). (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: