Merengkuh Spirit Kesederhanaan, Menggapai Kerekatan Sosial

Merengkuh Spirit Kesederhanaan, Menggapai Kerekatan Sosial

ILUSTRASI Merengkuh Spirit Kesederhanaan, Menggapai Kerekatan Sosial.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BULAN suci Ramadan 1446 H telah tiba. Umat Islam menyambutnya dengan sukacita. Di samping sebagai ritual yang bersifat wajib, puasa merupakan sarana penggemblengan jiwa sebelum meraih kemenangan saat kelak Lebaran tiba. 

Bukannya menahan diri dengan mengurangi hal-hal yang bersifat konsumtif, realitasnya, angka konsumsi di bulan Ramadan malah meningkat drastis –lebih tinggi, bahkan cenderung berlebihan– bila dibandingkan bulan-bulan biasa. 

Itulah peluang menggiurkan yang ditangkap para penjual makanan-minuman (mamin) di pinggir jalan. Bisa kita tengok saat perjalanan pulang kantor, ketika menjelang jam berbuka puasa, jalanan lebih macet ketimbang hari-hari biasa. 

Jalanan penuh sesak dengan orang-orang yang bertransaksi jual beli takjil. Bagi produsen mamin, momen puasa adalah waktu tepat untuk menggenjot volume produksi. 

Berkahnya, banyak reseller mamin dadakan yang memanfaatkan kesempatan itu untuk menabung hasil keuntungan menjual takjil sebagai bekal mudik Lebaran nanti.

Tidak mau ketinggalan, hotel, kafe, dan restoran berlomba-lomba menawarkan paket berbuka puasa dengan tarif yang bervariasi. Dari paket yang paling murah kelas puluhan ribu sampai dengan yang paling mahal bertarif jutaan. 

Semua menawarkan hal yang sama, yakni buka puasa bersama yang populer dengan istilah bukber.

KEREKATAN SOSIAL

Fenomena buka bersama, pada tataran konsep sosioekonomi-religius, merupakan sarana meningkatkan rasa kebersamaan dan kerekatan sosial. Mereka yang berkelebihan rezeki menyediakan mamin untuk berbuka puasa kepada yang berkekurangan. 

Selaras dengan ajaran semua agama, berbagi rezeki kepada sesama adalah perbuatan mulia, terlebih kepada yang membutuhkannya atau dikenal dengan istilah kaum duafa. 

Bukber sudah menjadi tradisi. Mengutip berbagai sumber, tidak diketahui dengan pasti kapan tradisi buka bersama di Indonesia itu mulai muncul. 

Namun, ada yang meyakini bahwa tradisi buka puasa bersama sudah dilakukan sejak lama, bahkan konon sudah puluhan atau ratusan tahun silam. 

Sementara itu, ada yang berpendapat bahwa kelekatan aktivitas buka puasa bersama dengan umat Islam Indonesia merupakan pertemuan budaya ketimuran dan pertemuan Islam. Meski tidak disebut bukber, semua merujuk pada aktivitas memberi dan makan bersama-sama dalam suasana kekeluargaan. 

Aktivitas itu terus dilakukan hingga jadi tradisi. Mereka yang nonmuslim pun kadang ”kecipratan” buka bareng, bahkan justru kerap kali menjadi tuan rumah bukber. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: