Fomo Bukber, Banyak Orang Merasa Terpaksa Ikut Buka Bersama

Fomo Bukber, Banyak Orang Merasa Terpaksa Ikut Buka Bersama

Mencari alternatif berbuka yang lebih sederhana: Kebersamaan tidak selalu harus di restoran. -Alyadlia-Pinterest

HARIAN DISWAY - Bulan Ramadan selalu identik dengan tradisi buka bersama atau bukber. Kegiatan itu seolah menjadi agenda wajib. Terutama di kalangan pertemanan, alumni sekolah, hingga rekan kerja.

Namun, di balik semangat kebersamaan, ada fenomena yang jarang dibicarakan: rasa terpaksa dalam menghadiri bukber. Tidak sedikit orang yang merasa harus ikut serta. Meski sebenarnya enggan. Lalu, mengapa hal itu terjadi?

Salah satu alasan utama banyak orang merasa terpaksa datang ke acara bukber adalah tekanan sosial. Dalam lingkup pertemanan atau komunitas tertentu, ada ekspektasi untuk hadir sebagai bentuk kebersamaan.

Tidak datang berarti berisiko dianggap sombong, kurang menghargai teman, atau bahkan dikucilkan dari lingkungan sosial.

BACA JUGA: Ramadan dan Antropologi Rasa

Di era media sosial, fenomena Fear of Missing Out (Fomo) juga memperparah keadaan. Ketika teman-teman memposting momen kebersamaan di Instagram atau WhatsApp, mereka yang absen bisa merasa tertinggal atau menyesal.

Perasaan itu mendorong seseorang untuk ikut bukber. Meskipun dalam hati sebenarnya berat.

Aspek finansial menjadi faktor lain yang sering diabaikan. Acara bukber umumnya diadakan di restoran atau kafe dengan harga yang tidak selalu ramah di kantong.

Bagi mahasiswa, pekerja dengan gaji pas-pasan, atau mereka yang sedang mengatur keuangan, menghadiri banyak bukber bisa menjadi beban.

BACA JUGA: Ramadan dan Sleep Paralysis: Kenapa Mitos Ketindihan Sering Dikaitkan dengan Puasa?

Namun, menolak ajakan bukber dengan alasan finansial sering kali dianggap tabu. Ada anggapan bahwa tidak mampu datang karena biaya menunjukkan kelemahan. Atau kesan tidak ingin bersosialisasi.

Akhirnya, banyak orang memilih tetap hadir. Meski harus mengorbankan anggaran untuk kebutuhan lain.


Momen kebersamaan di bulan suci: Bukber adalah saatnya berbagi cerita dan tawa. -utizzz-pinterest

Bukber bukan sekadar makan bersama. Tetapi juga melibatkan perjalanan ke lokasi, menunggu meja, dan berbincang panjang setelah makan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: