Ramadan dan Tren Permainan Tradisional: Dari Petasan hingga Meriam Bambu

Ramadan dan Tren Permainan Tradisional: Dari Petasan hingga Meriam Bambu

Obor api yang berkilau: Momen seru anak-anak menghabiskan waktu bersama, menambah kehangatan malam Ramadan. --Pinterest

HARIAN DISWAY - Bulan Ramadan selalu menghadirkan suasana yang khas, bukan hanya dalam hal ibadah, tetapi juga dalam berbagai tradisi yang menyertainya. Salah satu yang menarik perhatian adalah kebiasaan bermain permainan tradisional, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.

Dari petasan hingga meriam bambu, berbagai permainan khas ini seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari bulan suci, terutama menjelang berbuka atau setelah salat tarawih. Namun, di balik keseruannya, tren permainan ini juga kerap menimbulkan kontroversi. Apakah permainan tradisional ini masih relevan, atau justru harus mulai ditinggalkan?

BACA JUGA: Sahur Kesiangan: Sahkah Puasa Ramadan Tanpa Makan Sahur?

Sejak dahulu, Ramadan selalu menjadi momen yang istimewa bagi anak-anak. Selain diisi dengan ibadah dan berbagai kegiatan keagamaan, suasana malam Ramadan juga diwarnai oleh aneka permainan tradisional. Beberapa permainan yang masih populer hingga kini antara lain petasan, meriam bambu, dan obor api.

Petasan menjadi ikon permainan yang hampir selalu muncul saat Ramadan. Suara ledakannya yang khas sering kali dianggap sebagai simbol kemeriahan.

Begitu juga dengan meriam bambu, permainan yang membutuhkan keterampilan khusus untuk membuat dan menyalakannya. Dengan memanfaatkan karbit sebagai bahan bakar, meriam bambu bisa menghasilkan suara ledakan yang tidak kalah nyaring.

BACA JUGA: 6 Rekomendasi Aplikasi yang Dapat Membantu Puasa Ramadan Anda Menjadi Lebih Baik

Di beberapa daerah, permainan lain seperti perang sarung juga menjadi tren yang meramaikan Ramadan. Anak-anak berkumpul setelah tarawih, melipat sarung hingga membentuk senjata sederhana, lalu menggunakannya untuk bermain adu ketangkasan.


Permainan meriam bambu: Tradisi yang mengasyikkan dan membutuhkan keterampilan, mempererat ikatan antar teman. --betawian

Meskipun terlihat sederhana, permainan ini justru menjadi momen kebersamaan yang mempererat hubungan antar teman sebaya.

Di balik keseruannya, permainan tradisional yang berbasis ledakan seperti petasan dan meriam bambu sering kali memicu kekhawatiran.

BACA JUGA: Mengatur Pola Hidup agar Ramadan Lebih Nyaman

Tidak jarang, permainan ini berujung pada insiden yang tidak diinginkan, mulai dari luka ringan hingga kebakaran. Di beberapa daerah, penggunaan petasan bahkan telah dilarang karena dianggap mengganggu kenyamanan masyarakat serta berisiko tinggi bagi keselamatan.

Selain itu, faktor lingkungan juga menjadi pertimbangan. Sisa-sisa petasan yang berserakan sering kali mencemari lingkungan, sementara asap dari meriam bambu dapat berdampak pada kualitas udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: