Pekan Depan, Emiten Berpotensi Cuan

Grafik IHSG tampak menunjukkan menurun pada penutupan 14 Maret 2025.-Boy Slamet-
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali ditutup melemah. Bahkan, dalam perdagangan Jumat 14 Maret 2025, IHSG kembali mengalami penurunan yang sangat tajam. Mencapai 1,98 persen atau 131,79 poin ke level 6.515,63.
Trainer Kantor Perwakilan BEI Jawa Timur Asikin Ashar mengatakan, dua hari terakhir, pasar saham terus ditutup melemah. Kemarin, IHSG juga ditutup negatif sebesar 0,26 persen ke level 6.647,42. Total transaksinya sebesar Rp 8,84 triliun.
“Pada perdagangan sebelumnya, investor asing mencatatkan net sel sebesar Rp 896 miliar. Kalau kita akumulasikan dari awal tahun total investor asing melakukan net sel sebesar RP 24,27 triliun. Jadi, lumayan besar juga investor,” katanya kepada Harian Disway, Jumat 14 Maret 2025.
Kondisi itu pun kembali terjadi dalam perdagangan pasar di akhir minggu ini. Saham emiten di sektor teknologi menjadi pelaku utama turunnya IHSG. Sektor itu mengalami pelemahan di angka 12,71 persen. Memang cukup dalam penurunannya.
BACA JUGA:Emiten di Jatim Tumbuh Pesat, Penghimpunan Dana IPO Naik 157 Persen!
BACA JUGA:Resmi Jadi Emiten BEI, Benteng Api Technic Lepas 620 Juta Saham
Selain itu, penurunan juga terjadi di sektor kesehatan yang mengalami penurunan sebesar 1,16 persen. Diikuti saham di sektor basic industri terkontraksi di angka 1,05 persen.
“Semua sektor mengalami penurunan. Hanya sektor retail yang naik. Hari ini (kemarin, Red) total transaksinya Rp 8,9 triliun. Ada 224 saham yang naik. Lalu, 400 saham yang turun. Serta 333 saham yang tidak mengalami perubahan. Tidak naik dan tidak turun,” ungkapnya.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.019.000 kali transaksi. Jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,57 miliar lembar saham senilai Rp 9,09 triliun. Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 263,07 poin atau 0,72 persen ke 37.053,10.
Lalu ada indeks Shanghai menguat 60,83 poin atau 1,81 persen ke 3.419,56, indeks Kuala Lumpur menguat 2,12 persen atau 0,14 poin ke posisi 1,512,15, dan indeks Straits Times menguat 1,50 poin atau 0,04 persen ke 3.836,02.
IHSG tertahan di zona merah. Sentimen eksternal dan internal membebani perdagangan aset keuangan. Dari dalam negeri, pelaku pasar khawatir terhadap kondisi kinerja serta realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir bulan lalu yang kurang memuaskan.
Grafis by Gusti--
Hal itu tecermin dari defisit APBN pada Februari 2025 yang mencapai Rp 31 triliun akibat penurunan tajam dalam penerimaan pajak. Berpotensi membebani APBN dan membatasi kemampuan pemerintah dalam membiayai program-program strategis.
Pelaku pasar berharap adanya kejelasan dari pemerintah terkait kebijakan fiskal, termasuk penundaan setoran dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Lembaga Danantara, sehingga dividen BUMN tetap dapat dialokasikan untuk menopang APBN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: