Rumah Secondhand Terus Diminati

Rumah Secondhand Terus Diminati

Rumah yang dijual di Perumahan Krian Sejahtera Indah Regency Cluster Cantik.-Alfi kirom-

HARGA rumah saat ini memang sedang terbang tinggi. Tapi, kondisi perekonomian masyarakat yang masih tidak menentu. Bahkan, cenderung melemah. Karena itu, masyarakat harus pintar-pintar memilih hunian. Dan pilihan rumah secondhand alias rumah bekas pun jadi opsi terbaik.

Harus diakui, beberapa perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran membuat penjualan properti di Indonesia terus tertekan.

Beruntung ada stimulus dari pemerintah yang menggratiskan PPN, sedikit memberikan harapan kepada pengusaha properti. Termasuk kepada broker. Sehingga, penjualan masih tetap bisa berjalan. Walau, sedikit nyendat.

Senior Property Consultant Galaxy Henry Nugroho mengatakan, masyarakat Indonesia masih sangat membutuhkan rumah. Banyak masyarakat yang sampai saat ini masih mencari rumah. 

BACA JUGA:Pinjol Tekan Penjualan Properti

BACA JUGA:Suku Bunya Tinggi Jadi Tantangan Properti di 2025

Walaupun, tahun ini akan sangat berat menjual rumah. “Jadi, insentif pemerintah itu sangat baik untuk mengatasi kebutuhan kepemilikan rumah itu,” katanya kepada Harian Disway, Senin, 17 Maret 2025.

Menurutnya, sekarang rumah di bawah harga pasar sangat diminati. Bahkan, pembelinya bisa antre.

Biasanya, masyarakat yang butuh duit cenderung menjual propertinya di bawah harga pasar. ’’Bisa jadi lebih murah sekitar 20-40 persen dari harga normal,’’ tuturnya.


Andini Tasya memotret rumah yang dijual di Perumahan Quality Riverside Blok C03-10.- Alfi Kirom-

Sebenarnya, rumah baru maupun bekas punya keunggulan masing-masing. Rumah baru, misalnya, bisa mendapatkan banyak stimulus dari pemerintah pusat. Contohnya, PPN ditanggung pemerintah.

Perbankan dan developer juga memberikan banyak kemudahan dalam penjualan rumah baru. Uang muka ringan hingga tenor yang sangat panjang. Tak jarang, dengan uang tanda jadi saja, proses KPR sudah bisa dilakukan.

Berbeda dengan rumah second. Prosesnya cukup rumit. Bisa jadi harus cash. Kalaupun mau KPR, uang mukanya cukup gede. Minimal 30 persen. “Sehingga, biasanya yang membeli rumah second ini adalah orang-orang yang ingin berinvestasi properti,” ungkapnya.

Secara pribadi, Henry lebih suka menjual properti second. “Kalau mau dipersentasekan, sekitar 80 persen saya jual rumah bekas,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: