CEO F1 Bertemu PM Thailand, Balapan Jalanan di Bangkok Makin Nyata

CEO Formula 1, Stefano Domenicali (kiri) saat bertemu Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, di Bangkok pada Selasa 18 Maret 2025--Twitter Formula 1 @F1
HARIAN DISWAY - Thailand semakin serius untuk menjadi tuan rumah Formula 1, dengan Grand Prix Bangkok berpotensi masuk kalender dalam waktu dekat. CEO F1, Stefano Domenicali, telah bertemu dengan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, untuk membahas rencana ambisius ini.
Di tengah jadwal F1 yang semakin padat, opsi balapan jalanan di Bangkok menjadi peluang baru bagi ekspansi olahraga balap paling bergengsi di dunia.
Balapan jalanan di sekitar kota Bangkok, Thailand, telah menjadi perbincangan dalam beberapa tahun terakhir. Thailand sendiri telah lama menunjukkan ketertarikan untuk masuk dalam kalender Formula 1 (F1).
Bahkan, mantan Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, menghadiri Grand Prix Emilia Romagna tahun lalu untuk mengadakan pembicaraan khusus dengan CEO F1, Stefano Domenicali.
BACA JUGA:FIA Perketat Uji Defleksi Sayap Belakang, Berlaku Mulai GP Tiongkok 2025
BACA JUGA:James Vowles Puji Kontribusi Carlos Sainz di GP Australia
“Sejalan dengan niat Pemerintah Thailand untuk membawa balapan F1 ke negara kami dalam waktu dekat, saya mengunjungi sirkuit Autodromo Enzo e Dino Ferrari dan berdiskusi dengan para eksekutif Formula One Group. Ini sejalan dengan kebijakan kami untuk menempatkan Thailand di radar global dalam penyelenggaraan acara internasional,” ujar Srettha Thavisin saat itu.
Pembicaraan tersebut terus berlanjut hingga kini. Perdana Menteri Thailand yang baru, Paetongtarn Shinawatra, mengundang Stefano Domenicali untuk bertemu dengannya di Bangkok pada Selasa (18 Maret 2025) pagi.
CEO F1 itu pun memenuhi undangan tersebut dan melakukan perjalanan ke ibu kota Thailand setelah Grand Prix Australia, yang menjadi pembuka musim, serta menjelang seri di Tiongkok.
Dalam pertemuan itu, Domenicali mengaku tertarik dengan rencana penyelenggaraan balapan di jalanan kota Bangkok.
“Saya sangat senang bertemu dengan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, dan timnya hari ini untuk membahas rencana mereka yang mengesankan dalam menjadi tuan rumah balapan di Bangkok. Saya tidak sabar untuk melanjutkan diskusi ini dalam beberapa pekan dan bulan ke depan,” ujar Stefano Domenicali.
BACA JUGA:GP Australia 2025: Strategi Jitu Williams Bantu Albon Finis di P5
BACA JUGA:Penalti Kimi Antonelli Resmi Dicabut dari Formula 1
Seperti yang telah diumumkan pekan lalu, Stefano Domenicali terpilih kembali sebagai CEO Formula 1 untuk lima tahun ke depan. Selama masa jabatannya, ia berencana membawa F1 ke pasar-pasar baru yang menjadi target utama pengembangan olahraga ini.
"Saya pikir, hal terbaik yang telah kami lakukan dalam beberapa tahun terakhir adalah fokus pada lokasi yang memiliki potensi besar dalam masa depan Formula 1,” kata Domenicali kepada Sky Sports F1 saat Grand Prix Australia.
"Kami menerima banyak minat dari berbagai negara di dunia. Baru saja saya menyelesaikan balapan di Melbourne, dan saya akan pergi ke Bangkok pada Senin (17 Maret 2025) untuk melihat potensi pengembangan F1 di sana. Selain itu, ada juga ketertarikan dari beberapa negara di Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan,” tambahnya.
F1 Terus Berekspansi ke Pasar Baru
Rwanda, yang menjadi tuan rumah FIA Gala 2024, telah mengumumkan ambisinya untuk membawa Formula 1 kembali ke Afrika. Namun, rencana ini mendapat tentangan dari perwakilan Republik Demokratik Kongo karena situasi konflik di wilayah tersebut.
Sementara itu, Grand Prix Argentina juga berpotensi kembali ke kalender F1 setelah absen sejak 1998. Domenicali telah mengisyaratkan hal ini saat menghadiri Grand Prix Amerika Serikat tahun lalu.
Namun, salah satu tantangan utama dalam menambah balapan baru adalah jadwal F1 yang sudah sangat padat. Musim 2025 akan mencatat rekor sebagai kalender tersibuk dalam sejarah F1, dengan total 24 seri balapan.
Musim ini dimulai di Melbourne pada akhir pekan lalu dan akan berakhir di sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, pada 5-7 Desember 2025.
BACA JUGA:Talenta India di F1: Kush Maini Dapat Peran Besar di Alpine
Meskipun demikian, minat dari berbagai negara untuk menjadi tuan rumah balapan F1 terus meningkat.
Sirkuit Madrid dikabarkan siap masuk kalender musim depan, sementara Grand Prix Belgia menjadi yang pertama menandatangani kesepakatan untuk menyelenggarakan balapan secara bergilir.
Menanggapi kepadatan jadwal, CEO McLaren F1, Zak Brown, mendukung konsep balapan rotasi sebagai solusi untuk menjaga keseimbangan.
"Jelas, kalender dengan 24 balapan ini sudah mencapai batas maksimal. Kami tidak bisa menambah lebih banyak lagi. Salah satu opsi yang pernah dibahas sebelumnya adalah memiliki 20 balapan tetap dan delapan balapan bergilir setiap dua tahun,” ujar Zak Brown.
"Dengan cara ini, kami bisa memasuki 28 pasar global tanpa menambah jumlah total balapan, yang sudah sangat sulit bagi semua orang di industri ini. Ini juga akan membantu F1 terus berkembang,” pungkasnya.
Jika konsep ini diterapkan, kemungkinan besar lebih banyak negara akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah F1, termasuk Thailand yang kini semakin serius dalam mengajukan Grand Prix Bangkok sebagai balapan jalanan terbaru di kalender F1.
(Bagus Aji)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: