Israel Mulai Kembali Serangan Darat ke Gaza, Peringatkan Hamas untuk Segera Bebaskan Sandera

Orang-orang yang mengungsi akibat konflik dan melarikan diri dari Beit Hanun di Jalur Gaza utara tiba dengan membawa barang-barang mereka setelah serangan israel pada 18 Maret 2025. --Bashar TALEB / AFP
Serangan Israel yang terus berlanjut telah meningkatkan jumlah korban dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Seorang staf asing PBB yang terluka dibawa dengan ambulans ke Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah pada 19 Maret 2025 akibat serangan ke markas mereka--Eyad BABA / AFP
Rumah sakit yang masih beroperasi di Gaza mengalami kewalahan menerima korban, sementara ribuan warga berusaha mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
Pada Selasa malam, serangan udara menghantam kantor PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) di Deir el-Balah, menewaskan satu staf PBB dan melukai sedikitnya lima orang lainnya.
Kementerian Kesehatan di Gaza menyalahkan Israel atas serangan tersebut, tetapi militer Israel membantah telah menargetkan gedung PBB.
BACA JUGA:Trump Beri Peringatan kepada Rakyat Gaza: Bebaskan Sandera atau Kalian Akan Mati!
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengecam serangan ini. Hamas menuduh Israel sengaja menargetkan warga sipil dan pekerja kemanusiaan untuk menyebarkan teror.
Para demonstran menggelar protes untuk menyerukan aksi pembebasan sandera Israel yang masih tertahan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh militan Palestina, di luar markas besar Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv pada 18 Maret 2025.--Jack GUEZ / AFP
Sementara itu, ribuan warga Israel menggelar demonstrasi di Yerusalem, menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghentikan serangan karena dikhawatirkan dapat membahayakan nyawa para sandera yang masih ditahan.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyatakan bahwa serangan ini menghancurkan harapan akan akhir penderitaan bagi rakyat Israel dan Palestina.
BACA JUGA:Trauma Anak-anak Gaza, UNICEF Serukan Bantuan Kemanusiaan!
Di tengah meningkatnya ketegangan, kelompok Houthi di Yaman yang mengklaim bertindak dalam solidaritas dengan Palestina meluncurkan rudal ke arah Israel pada Selasa malam. Militer Israel mengklaim berhasil mencegat rudal tersebut sebelum mencapai wilayahnya.
Konflik ini semakin memperburuk situasi di Timur Tengah, dengan berbagai pihak menyerukan penghentian pertempuran demi menghindari lebih banyak korban jiwa.(*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: