Makanan Gratis di Sekolah: Pemborosan atau Harapan yang Salah?

Makanan gratis di sekolah hadir untuk mendukung kesejahteraan siswa, namun efisiensi anggaran dan distribusinya menjadi tantangan.-Sekretariat Negara-
BACA JUGA: Mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin Sebut Penggunaan Zakat Untuk Makan Bergizi Gratis Tidak Etis
2. Anggaran yang Terbuang
Kementerian Keuangan RI melaporkan bahwa pada 2023, sekitar 15 persen dari anggaran untuk program makanan gratis di sekolah tidak terpakai dengan efisien karena masalah distribusi dan ketidakcocokan dengan kebutuhan gizi siswa.
Ini adalah pemborosan besar yang seharusnya bisa dialihkan untuk hal-hal yang lebih produktif. Program makanan gratis di sekolah, meskipun memiliki niat yang baik, ternyata tidak berjalan sesuai harapan dan malah menambah masalah baru bagi masyarakat.
Pemborosan anggaran, ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat, serta ketidakberhasilan dalam distribusi makanan yang tepat sasaran membuat program ini tidak seberapa efektif yang diharapkan.
BACA JUGA: Kepala BGN: Belalang atau Ulat Sagu Bisa Jadi Opsi Protein Makan Bergizi Gratis
Lebih penting bagi pemerintah untuk memfokuskan perhatian pada peningkatan kualitas pendidikan yang lebih merata dan berkualitas, daripada hanya mengandalkan makanan gratis yang tidak menyelesaikan masalah utama.
Pendidikan gratis yang berkualitas adalah hak dasar setiap anak di Indonesia, dan itulah yang seharusnya menjadi prioritas utama.
Meskipun makanan gratis penting, hal ini tidak akan menyelesaikan masalah besar yang ada di sektor pendidikan jika tidak didukung oleh kualitas pendidikan yang baik dan fasilitas yang memadai. (*)
Hadi Asrori--
*) Mahasiswa S2 Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber