Pertamax Oplosan: Apakah Janji Premium Hanya Tipuan?

Pertamax Oplosan: Apakah Janji Premium Hanya Tipuan?

Janji premium yang selama ini dipasarkan bagai jembatan kokoh kini mulai retak akibat praktik pengoplosan. -Fahroni-Canva

HARIAN DISWAY - Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh berita mengenai dugaan pengoplosan Pertamax dengan Pertalite, yang membuat janji tentang premium yang selama ini diandalkan berubah menjadi sebuah ilusi. 

Fenomena ini tidak hanya mencoreng reputasi salah satu produk unggulan Pertamina, tetapi juga mengguncang kepercayaan publik yang selama ini setia menggunakan bahan bakar dari BUMN tersebut. 

Di balik isu ini, terdapat data dan fakta yang menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat telah menurun, dan konsumen semakin banyak yang beralih ke SPBU swasta. 

BACA JUGA: Pertamax Oplosan: Defisit Kredibilitas dan Mengerasnya Batas Antagonistik

Artikel ini akan membahas fenomena tersebut secara mendalam, menyajikan data persentase dari sumber yang terpercaya, menampilkan pandangan para ahli, serta memberikan metafora yang menggugah untuk menggambarkan betapa parahnya krisis kepercayaan yang sedang terjadi.

Janji Premium yang Memudar


Survei Konsumen BPKN 2023 mengungkapkan bahwa sebanyak 68% konsumen merasa dirugikan oleh perubahan kualitas bahan bakar. --Getty Images Signature

Pertamax selama ini dikenal sebagai bahan bakar premium dengan nilai oktan tinggi yang dipercaya dapat memberikan performa terbaik bagi kendaraan. 

Janji ini memberi harapan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang sangat memperhatikan kualitas bahan bakar demi menjaga keawetan mesin dan efisiensi penggunaan. 

BACA JUGA: Dirut Pertamina Akui Sempat 'Menghilang' setelah Kasus Pertamax Oplosan Terbongkar, Ini Alasannya..

Namun, belakangan ini muncul kabar yang mengaburkan batas antara premium sejati dan produk yang telah “dioplos”. Pengoplosan ini, yang secara tidak langsung menyamarkan Pertalite sebagai Pertamax, menimbulkan kekhawatiran serius bahwa standar kualitas yang selama ini dijanjikan tidak lagi dapat dipenuhi.

Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Pengawas Konsumen Nasional (BPKN) pada 2023, sekitar 68 persen responden menyatakan bahwa kepercayaan mereka terhadap kualitas Pertamina telah menurun drastis. 

Lebih lanjut, data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa dalam enam bulan terakhir, penjualan bahan bakar di SPBU Pertamina turun sebesar 18 persen.

BACA JUGA: Korupsi di Pertamina, Jalan Menuju Kehancuran Negara? 

Sementara SPBU swasta mengalami kenaikan penjualan hingga 25 persen. Data ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai merasa dirugikan dan mencari alternatif yang dianggap lebih dapat diandalkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber